Sukses

Penyebab Keringat Berlebih dan Cara Mengatasinya dengan Pola Hidup Sehat

Penyebab keringat berlebih bisa kamu kenali dari jenisnya.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab keringat berlebih perlu dipahami setiap orang. Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan saat kamu beraktivitas. Keringat berlebih atau hiperhidrosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan keringat yang bisa muncul tanpa terkendali. 

Penyebab keringat berlebih bahkan bisa dipengaruhi oleh penyakit tertentu. Keringat berlebih ini bisa muncul di telapak tangan, ketiak, bawah payudara, leher, hingga kepala. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, sehingga perlu benar-benar diperhatikan.

Penyebab keringat berlebih bisa kamu kenali dari jenisnya. Ada dua jenis keringat berlebih atau hiperhidrosis, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda. Penyebab keringat berlebih bisa diketahui dari kedua jenis hiperhidrosis ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (28/5/2022) tentang penyebab keringat berlebih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Keringat Berlebih

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab keringat berlebih bisa dikenali dari jenisnya. Ada dua jenis keringat berlebih atau hiperhidrosis, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Berikut Penjelasannya:

Hiperhidrosis Primer

Penyebab keringat berlebih yang pertama adalah hiperhidrosis primer. Dilanisir dari Sweathelp, hiperhidrosis primer mengacu pada keringat berlebih yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lain, juga bukan merupakan efek samping dari obat-obatan. Hiperhidrosis primer terjadi pada area tubuh yang sangat spesifik atau fokal. Keringat berlebih bisa terjadi hanya pada bagian tertentu seperti kepala, ketiak, telapak tangan, atau kaki.

Sementara hiperhidrosis dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, ada banyak kelenjar keringat di wajah dan kulit kepala. Area tubuh yang berkeringat biasanya relatif simetris yang berarti bahwa kedua sisi kiri dan kanan tubuh terpengaruh secara serupa. Gejala hiperhidrosis primer biasanya dimulai selama masa kanak-kanak atau pubertas dan mungkin sering, meskipun tidak selalu, bertahan sepanjang hidup.

Penyebab keringat berlebih atau hiperhidrosis primer tidak diketahui. Keringat berlebih bisa muncul ketika mengalami reaksi tinggi terhadap rangsangan tertentu yang dapat menyebabkan berkeringat seperti kecemasan, sakit, olahraga, ketegangan. Penyebab keringat berlebih ini bukan sebuah tanda adanya penyakit serius.

3 dari 4 halaman

Penyebab Keringat Berlebih

Hiperhidrosis Umum Sekunder

Penyebab keringat berlebih selanjutnya adalah hiperhidrosis umum sekunder. Kondisi ini ditandai dengan keringat berlebih yang lebih luas, tak cuma pada satu bagian tubuh. Penyebab keringat berlebih jenis ini disebabkan oleh kondisi medis lain atau merupakan efek samping dari pengobatan. Kondisi ini bisa menjadi penyebab keringat berlebih di kepala jika seseorang juga mengalami keringat berlebih di bagian tubuh lainnya. Ada berbagai faktor yang bisa menimbulkan hiperhidrosis umum sekunder. Jika hiperhidrosis primer muncul saat kanak-kanak dan remaja, hiperhidrosis umum sekunder bisa muncul saat usia dewasa.

Hiperhidrosis Umum Sekunder

Berbagai kondisi kesehatan bisa menjadi penyebab keringat berlebih atau hiperhidrosis umum sekunder. Berikut sejumlah faktor yang menjadi penyebab keringat berlebih:

- Obat. Menurut Mayo Clinic, beberapa obat, termasuk antibiotik tertentu, beberapa obat tekanan darah, beberapa obat psikiatris, dan bahkan suplemen yang dijual bebas dapat menyebabkan keringat ketika tidak melakukan aktivitas berat.

- Hipertiroidisme. Penyebab keringat berlebih selanjutnya adalah masalah tiroid. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di leher yang berperan dalam keseimbangan tubuh. Tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme dapat meningkatkan proses metabolisme dan membuat tubuh mengeluarkan keringat berlebihan.

- Menopause. Masa menopause dan perimenopause seringkali membuat wanita memiliki keringat berlebih. Ini karena tubuh bereaksi terhadap perubahan kadar hormon. Pergeseran dalam estrogen memiliki efek langsung pada pengaturan kontrol suhu tubuh, dan beberapa orang mungkin lebih rentan mengalami keringat berlebih.

- Diabetes. Keringat berlebih seringkali menjadi respons terhadap gula darah rendah. Kondisi ini merupakan risiko khusus bagi penderita diabetes. Bagi seseorang yang menderita diabetes, keringat yang banyak dapat menandakan hipoglikemia atau gula darah rendah.

- Penyakit kronis. Penyakit jantung, paru-paru dan beberapa jenis kanker juga bisa menjadi penyebab keringat berlebih. Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala lainnya.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Keringat Berlebih dengan Hidup Sehat

Selain obat-obatan, keringat berlebih bisa diatasi dengan pola hidup sehat. Mengutip dari Healthline, berikut cara mengatasi keringat berlebih:

- Sering mandi untuk mengurangi bakteri dan menjaga kelembaban kulit

- Oleskan antiperspirant sebelum tidur dan di pagi hari

- Simpan handuk lembut, penyerap di tas, meja, atau tempat yang mudah dijangkau untuk membantu mengeringkan keringat berlebih

- Menggunakan bedak wewangian untuk membantu menyerap kelembapan

- Menghindari makanan pedas dan kafein, yang keduanya dapat meningkatkan keringat

- Menghindari suhu panas atau berpakaian terlalu hangat

- Mengenakan kain yang bisa bernapas dan tidak lembap

- Minum cukup cairan

- Membawa kipas genggam kecil untuk membantu menjaga wajah tetap dingin dan kering

- Makan dengan porsi lebih kecil untuk membantu mengatur pencernaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.