Sukses

Vaksin adalah Bibit Penyakit yang Sudah Dilemahkan, Kenali Jenisnya

Vaksin adalah senyawa yang terdiri dari bakteri, virus, atau komponen yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan.

Liputan6.com, Jakarta Vaksin adalah istilah yang tentunya sudah tidak asing di telinga kebanyakan orang. Vaksin digunakan untuk membentuk kekebalan tubuh agar bisa melawan penyakit mematikan. Kamu mungkin sudah mengenal vaksin COVID-19. 

Vaksin adalah senyawa yang terdiri dari bakteri, virus, atau komponen yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen penyebab penyakit, namun antigen tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan).

Vaksin diberikan kepada manusia melalui proses vaksinasi.  Vaksin diberikan dengan tujuan agar seseorang yang terpapar antigen yang sama akan aman, karena sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan antigen tersebut.

Meski demikian, vaksinasi tidak menjamin seseorang aman dari paparan infeksi berbahaya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/6/2022) tentang vaksin adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vaksin adalah bibit penyakit (misalnya cacar) yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi. Sementara itu, vaksinasi adalah penanaman bibit penyakit (misalnya cacar) yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang atau binatang itu menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.

Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin dapat diandalkan untuk merangsang sistem imun tubuh dengan baik. Ketika sistem imun meningkat, tubuh akan lebih mudah mengenali suatu penyakit dari infeksi virus, bakteri, dan kuman. Vaksin dapat membuat tubuh seseorang mampu melawan penyakit sebelum infeksi masif terjadi.

Vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, lalu sistem imun atau kekebalan akan belajar mengenali dan mengidentifikasinya. Imunisasi dapat membantu tubuh mengenali suatu penyakit karena di dalamnya terdiri dari komponen serupa penyebab penyakit. Perbedaannya, antigen dalam vaksin sudah dikendalikan dengan kemajuan teknologi.

Peran vaksin adalah bisa membunuh antigen penyebab penyakit sebelum terjadi infeksi. Setelah mendapat imunisasi, tubuh juga menjadi lebih kebal dengan infeksi serupa di masa yang akan datang. Hal ini terjadi karena antibodi yang dimiliki manusia setelah mendapat vaksin dapat membunuh virus, bakteri, dan kuman sebelum persebaran dan infeksi terjadi dalam tubuhnya.

Melansir dari laman science.org.au, dalam jangka pendek kemanjuran suatu vaksin diukur dari kemampuannya untuk mengurangi frekuensi keseluruhan dari infeksi baru, dan untuk mengurangi komplikasi utama, seperti kerusakan jaringan yang serius dan kematian.

3 dari 4 halaman

Jenis Vaksin

Ada berbagai jenis vaksin yang masing-masing dibuat dengan proses yang berbeda. Vaksin diklasifikasikan menurut jenis zat yang terkandung di dalamnya. Di mana masing-masing dirancang dengan strategi berbeda untuk mengurangi risiko penyakit sambil mempertahankan kemampuan untuk menginduksi respons imun yang menguntungkan.

Beberapa jenis vaksin yaitu vaksin yang berupa keseluruhan patogen (baik patogen inaktif, patogen hidup yang dilemahkan, dan vaksin kimerik), vaksin subunit (komponen tertentu yang dapat menstimulasi sistem imun, misalnya vaksin konjugat, vaksin toksoid, dan vaksin protein rekombinan), serta vaksin asam nukleat (misalnya vaksin plasmid DNA, vaksin mRNA, dan vaksin vektor rekombinan).

Dilemahkan

Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme hidup yang dilemahkan. Vaksin ini menghasilkan infeksi terbatas yang cukup untuk memicu respons imun, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan keadaan penyakit yang sebenarnya. Banyak di antara vaksin ini berisi virus aktif yang telah dikultur dalam kondisi yang menonaktifkan sifat virulennya atau berisi organisme serupa yang berkerabat dekat tetapi kurang berbahaya, tetapi dapat menghasilkan respons imun yang luas. Vaksin hidup yang dilemahkan biasanya memicu respons imun yang lebih tahan lama.

Inaktif

Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme yang tidak aktif  yang telah dihancurkan oleh bahan kimia, pemanasan, atau radiasi. Vaksin ini seperti "hantu" mikroorganisme, misalnya selubung sel bakteri yang utuh tetapi kosong tak berisi, yang dianggap sebagai fase peralihan antara vaksin yang inaktif dengan vaksin yang dilemahkan. Vaksin bakteri umumnya menggunakan mikroorganisme mati, sedangkan vaksin virus terdiri dari agen yang tidak aktif. Contoh vaksin inaktif adalah vaksin polio, vaksin hepatitis A, vaksin rabies, dan sebagian besar vaksin influenza.

Toksoid

Vaksin toksoid berarti vaksin yang mengandung toksoid atau toksin yang sudah diinaktifkan. Contoh vaksin toksoid yaitu toksoid tetanus dan difteri toksoid.

Subunit

Vaksin subunit mengandung antigen murni daripada menggunakan seluruh mikroorganisme. Antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid, fragmen subseluler, atau molekul permukaan, yang diangkut oleh pembawa yang berbeda. Contoh vaksin subunit: acellular pertussis (aP), Haemophilus influenza type b (Hib), pneumococcal (PCV-7, PCV-10, PCV-13), dan hepatitis B (HepB).

Konjugat

Vaksin terkonjugasi dapat didefinisikan sebagai subkelas vaksin subunit karena pembawa protein digunakan untuk membawa antigen berbasis polisakarida.

Vaksin genetik

Vaksin genetik atau vaksin berbasis gen adalah vaksin yang mengandung asam nukleat seperti DNA atau RNA yang selanjutnya digunakan untuk biosintesis protein antigen di dalam sel. Vaksin genetik mencakup vaksin DNA, vaksin RNA dan vaksin vektor virus.

4 dari 4 halaman

Manfaat Vaksin

Manfaat vaksin adalah sebagai berikut:

- Menciptakan Herd Immunity

Pemberian vaksin pada kelompok besar bisa menciptakan kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok inilah yang disebut herd immunity. Situasi ketika banyak orang lebih terlindungi dari paparan antigen penyebab penyakit mematikan. Ketika hal ini terjadi, manfaat vaksin bagi manusia akan berdampak menekan replikasi secara tidak langsung.

Dampak ini bisa dirasakan oleh kelompok yang tidak mendapat vaksinasi. Sebab virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit mematikan tidak lagi ada dalam skala yang besar. Dilansir dari science.org.au, selain melindungi individu yang tidak divaksinasi, imunitas kelompok bermanfaat bagi sebagian kecil orang yang gagal merespons vaksinasi secara memadai.

- Tubuh Menjadi Lebih Kebal

Manfaat vaksin adalah suatu hal yang berlaku pula ketika antigen serupa datang di masa mendatang. Hal ini dapat diartikan, paparan mikroba serupa untuk kedua kalinya tidak akan mempan, karena tubuh sudah menjadi lebih kebal. Meski begitu, kebanyakan vaksin adalah yang tersedia sekarang belum mampu menghilangkan infeksi virus setelah masuk dalam tubuh secara masif.

Hal ini yang membuat vaksin hepatitis B diberikan sejak lahir, dan vaksin HPV diberikan pada akhir masa kanak-kanak atau remaja.Tepatnya sebelum seseorang lebih berisiko terkena virus melalui hubungan seksual. Mewaspadai segala risiko buruk masih perlu dilakukan.

- Punahkan Penyakit Mematikan

World Health Organisation (WHO) menyebutkan 2-3 juta jiwa terselamatkan tiap tahunnya di seluruh dunia. Sejak vaksin adalah ditemukan, sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan membuat kelumpuhan, menjadi sangat jarang, atau punah.

Salah satu kesuksesan vaksin adalah yang paling besar saat WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar sampai ke seluruh dunia pada 1956, hingga pada tahun 1980 cacar dinyatakan telah tereradikasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.