Sukses

6 Gejala Epilepsi dan Pertolongan Pertamanya, Perhatikan Posisi Tubuh

Gejala epilepsi yang utama adalah kejang yang terjadi secara berulang.

Liputan6.com, Jakarta Gejala epilepsi yang utama adalah kejang yang terjadi secara berulang. Namun, tidak semua kejang terkait epilepsi. Perlu diketahui, epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. 

Seseorang dinyatakan menderita epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari satu kali tanpa penyebab yang jelas. Epilepsi dapat diderita oleh semua kelompok usia, tetapi biasanya epilepsi dimulai saat masih anak-anak dan anak muda.

Penyakit epilepsi atau biasa dikenal dengan sebutan penyakit ayan ini sudah ada sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Supaya mendapatkan penanganan yang tepat, anda perlu mengetahui ciri-ciri epilepsi.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai gejala epilepsi, penyebab, hingga pertolongan pertamanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (17/6/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyebab Epilepsi

Perlu diketahui, ada sejumlah faktor penyebab epilepsi yang perlu anda waspadai. Berikut penjelasannya:

1. Pengaruh genetik

Beberapa jenis epilepsi yang dikategorikan berdasarkan jenis kejang yang dialami atau bagian otak yang terpengaruh, terjadi dalam keluarga. Dalam kasus ini, kemungkinan ada pengaruh genetik. Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih peka terhadap kondisi lingkungan yang memicu kejang.

2. Trauma kepala

Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya dapat menyebabkan epilepsi.

3. Kondisi otak

Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan pada otak, seperti tumor otak atau stroke, bisa menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada orang dewasa yang berusia di atas 35 tahun.

4. Penyakit menular

Penyakit infeksi, seperti meningitis, AIDS dan virus ensefalitis, dapat menyebabkan epilepsi.

5. Cedera prenatal

Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen. Kerusakan otak ini bisa mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy.

6. Gangguan perkembangan

Epilepsi terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.

3 dari 5 halaman

Gejala Epilepsi

Dilansir dari Mayo Clinic, gejala kejang epilepsi bisa sangat bervariasi. Beberapa penderita epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka. Seseorang didiagnosis dengan epilepsi jika mereka mengalami dua kali kejang yang tidak diprovokasi atau tanpa sebab. Berikut ini terdapat beberapa gejala kejang epilepsi, antara lain:

1. Kejang tanpa disertai demam

2. Badan tiba-tiba kaku dan lemas

3. Mendadak seperti kaget-kaget atau seperti terdiam atau jatuh

4. Kejang berulang minimal dua kali

5. Tatapan kosong

6. Gejala psikis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu

Gejala bervariasi tergantung pada jenis kejang. Pada kebanyakan kasus, penderita epilepsi akan cenderung mengalami jenis kejang yang sama setiap saat, sehingga gejalanya akan serupa dari episode ke episode.

4 dari 5 halaman

Pertolongan Pertama Kejang Epilepsi

Ada beberapa langkah pertama yang harus dilakukan ketika mendapati seseorang mengalami kejang epilepsi, antara lain:

1. Miringkan posisi tubuh, agar aliran udara ke tubuh lebih lancar.

2. Longgarkan pakaian agar tidak sesak napas.

3. Berikan alas kepala agar bagian kepala tidak terbentur.

4. Berikan obat sesuai rekomendasi dokter selang tiga menit kejang

Apabila dalam waktu lima menit kejang epilepsi tidak membaik, segera bersiap-siap untuk membawa penderita ke rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat. Orangtua atau terdekat sebaiknya mengetahui cara memberikan obat epilepsi dengan tepat agar obat efektif saat diberikan.

5 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Kejang Epilepsi

Menurut Mayo Clinic, dokter umumnya mengklasifikasikan kejang sebagai fokal atau umum, berdasarkan bagaimana aktivitas otak abnormal dimulai. Berikut sembilan variasi kejang yang mungkin akan dialami oleh penderita epilepsi, yaitu:

1. Kejang Fokal

Kejang fokal epilepsi adalah muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal di satu area otak. Kejang ini terbagi dalam dua kategori:

2. Kejang Fokal Tanpa Kehilangan Kesadaran

Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran epilepsi adalah dapat mengubah emosi atau mengubah tampilan, penciuman, rasa, rasa, atau suara. Mereka juga dapat menyebabkan bagian tubuh tersentak secara tidak sengaja, seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti kesemutan, pusing, dan lampu berkedip.

3. Kejang Fokal dengan Gangguan Kesadaran

Kejang perubahan atau hilangnya kesadaran atau kesadaran epilepsi adalah membuat seseorang mungkin menatap ke langit-langit. Tidak merespons lingkungan secara normal atau melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.

4. Kejang Absen

Kejang absen epilepsi adalah sering terjadi pada anak-anak dan ditandai dengan menatap ke atas atau gerakan tubuh halus seperti mata berkedip atau menampar bibir. Kejang ini dapat terjadi dalam kelompok dan menyebabkan hilangnya kesadaran sebentar.

5. Kejang Tonik

Kejang tonik epilepsi adalah menyebabkan otot kaku. Kejang ini biasanya memengaruhi otot di punggung, lengan, dan kaki, serta dapat menyebabkan seseorang jatuh ke lantai.

6. Kejang Atonik

Kejang atonik epilepsi adalah menyebabkan hilangnya kendali otot yang dapat menyebabkan pingsan tiba-tiba atau jatuh.

7. Kejang Klonik

Kejang klonik epilepsi adalah berhubungan dengan gerakan otot yang berulang atau berirama menyentak. Kejang ini biasanya menyerang leher, wajah, dan lengan.

8. Kejang Mioklonik

Kejang mioklonik epilepsi adalah biasanya muncul sebagai sentakan atau sentakan singkat yang tiba-tiba pada lengan dan kaki.

9. Kejang Tonik-klonik

Kejang tonik-klonik epilepsi adalah jenis serangan epilepsi yang paling dramatis dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, tubuh kaku dan gemetar, dan terkadang kehilangan kontrol kandung kemih atau menggigit lidah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.