Sukses

Punya Pacar Cerewet Ternyata Bikin Pria Jadi Lebih Sehat, Benarkah?

Katanya cerewet menjadi bukti kepedulian terhadap pasangan.

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang menyebut jika memiliki sosok pacar akan menjadi lebih diperhatikan. Bukan hanya soal penampilan saja akan tetapi juga mengenai kesehatan.

Biasanya, para wanitalah yang sering memperhatikan menganai penampilan atau berbagai hal terkait dengan pasangannya. Akan tetapi, sering kali perhatian yang diberikan justru disalahartikan. Banyak pula yang menyebut jika perhatian tersebut justru disebut-sebut sebagai perilaku atau kepribadian yang cerewet.

Namun, tahukah kamu jika memiliki pacar yang cerewet atau memperlihatkan perilaku yang dianggap 'menjengkelkan' bagi para pria ini ternyata bisa membawa pengaruh yang positif? Dilansir Liputan6.com dari Herbeuty, Selasa (21/6/2022) pacar yang kerap mengomel atau cerewet ini justru menjadi sebuah permata. Pasalnya, itu berarti pasangan kamu merupakan sosok wanita dengan kepribadian yang kuat.

Hal ini juga buka sesuatu yang mengkhawatirkan. Bahkan, cerewetnya pasangan justru bisa membantu para pria menurunkan risiko tertular mengenai kesehatan seperti diabetes.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bisa berdampak pada kondisi kesehatan

Menurut studi yang dilakukan oleh Michigan State University dan University of Chicago, seseorang dengan kepribadian yang kuat memiliki konsekuensi tertentu. Bahkan, penelitian tersebut membuktikan adanya manfaat seseorang yang memiliki tempramen buruk yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan tertentu bagi pasangannya.

Lebih dari 1.200 pasangan ditanya mengenai seberapa puas dan bahagia perasaan mereka terhadap hubungan yang terjalin. Mulai dari berapa lama waktu luang yang dihabiskan bersama, seberapa besar kepercayaan dan keterbukaan antar pasangan hingga kritik dan tuntutan yang ditujukan pada masing-masing pasangan.

Para peneliti pun mencatat jika wanita memiliki respons positif terkait dengan resiko diabetes. Para peneliti menjelaskan hal ini dikarenakan cara sadar para wanita berinteraksi dengan pasangannya yang berdampak pula dengan kondisi metabolisme tubuh.

Namun, pada laki-laki justru menunjukkan hal yang berbeda. Pasalnya, para pria yang menuliskan mengenai tanggapan akan sosok wanita yang menyukai kontrol, membuat berbagai tuntutan ataupun kritik justru lebih rendah memungkinkan terkena diabetes di masa mendatang. Hal ini dikarenakan para pria lebih bisa dikontrol kadar gula darahnya karena 'kecerewetan' pasangannya.

3 dari 4 halaman

Cerewetnya pasangan bisa melacak kondisi kesehatan

Para ilmuwan mencatat, jika pria yang memiliki risiko rendah terkena diabetes dikarenakan pasangannya mampu 'melacak' masalah kesehatan. Meski begitu, tak sedikit para laki-laki yang menafsirkan hal tersebut sebagai kritik dan tuntutan atau cerewetnya pasangan.

Studi yang dilakukan oleh University of South Wales dan School of Psychology seperti yang dilansir Liputan6.com dari Herbeuty, Selasa (21/6/2022) menunjukkan jika para wanita dengan 'tempramen buruk' ini lebih skeptis dan mampu membuat keputusan lebih baik.

Pasalnya, dalam proses pengambilan keputusan, mereka cenderung lebih analitis dan objektif. Mereka juga tahu bagaimana mengartikulasikan pesan dengan jelas secara efektif, membujuk seseorang.

Ini mungkin mengapa pasangan lebih memperhatikan mereka dan memiliki kesehatan yang lebih baik sebagai konsekuensi positif. Associate professor Catchy Liu, Ph.D, menyebutkan jika risiko diabetes juga dipengaruhi oleh faktor sosial.

“Karena diabetes dipengaruhi oleh faktor sosial, saya pikir akan menarik untuk melihat bagaimana pernikahan mempengaruhi tingkat penyakit. Bagi wanita, sesuai dengan harapan, kualitas perkawinan yang baik meningkatkan kesehatan wanita. Ini menurunkan risiko penyakit mereka.” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Tingkat stress bisa menambah berat badan

Meski dianggap mampu menurunkan risiko diabetes, akan tetapi beberapa sisi menunjukkan hal yang berbeda. penelitian Juan Manuel Romero Villa mengungkapkan jika orang dengan suasana hati buruk ataupun stres cenderung memiliki berat badan yang bertambah.

"Ketika tubuh kita melepaskan adrenalin dan kortisol, itu menyebabkan peradangan. Tubuh tidak dapat melepaskan energi, dan ini menyebabkan penambahan berat badan. Namun, stres bermanifestasi secara berbeda dalam diri kita semua." ujarnya.

Wanita dengan kecenderungan keras serta berpenderian sering kali membuat banyak masyarakat yang mencoba untuk membungkam mereka. Namun, hal ini sendiri tergantung dari perspektif mana orang melihat demi kebaikan.

Mengomel ataupun cerewet yang dilakukan para wanita kepada pasangannya sering kali bertujuan untuk kebaikan bersama. Bagi pria yang tidak memperhatikan kesehatan mereka, hal ini yang membuat istri atau pacar selalu memastikan pasangannya cukup berolahraga, tidak terlalu banyak makan makanan manis, memakan sayuran, dan memantau semua perilaku kesehatan lainnya.

Melihat perspektif satu sama lain merupakan hal yang penting dalam sebuah hubungan. Oleh karena itu, jika seorang wanita dianggap cerewet, hal ini menjadi salah satu bukti perhatian dan peduli serta mencintai pasangan. Bahkan, hal tersebut bisa membuat percakapan lebih mudah dilakukan untuk sama-sama menyandingkan persepktif masing-masing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.