Sukses

Puasa Tarwiyah di Bulan Dzulhijjah, Sejarah, Niat, dan Hukumnya

Puasa Tarwiyah merupakan ibadah sunah.

Liputan6.com, Jakarta Puasa Tarwiyah merupakan ibadah sunah yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah. Puasa ini dilaksanakan sebelum puasa Arafah, pada 9 Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah memiliki keutamaan tersendiri dan menjadi salah satu pelengkap ibadah di bulan yang suci ini. 

Sama seperti ibadah lainnya, Puasa Tarwiyah harus diawali dengan niat. Niat Puasa Tarwiyah tentunya berbeda dengan niat sholat lainnya. Niat puasa Tarwiyah ini wajib dibaca sebagai syarat sah berpuasa.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan saat hari Tarwiyah. Ini adalah salah satu dari sepuluh hari kebajikan yang dimuliakan Allah. Melaksanakan Puasa Tarwiyah termasuk ibadah yang bisa dilakukan oleh umat Islam pada waktu ini.

Berikut niat puasa Tarwiyah dan keutamaannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(6/7/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Mengenal hari Tarwiyah

Hari Tarwiyah jatuh tiap tanggal 8 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Hari Tarwiyah menandai perjalanan jamaah haji dari Mekah ke Mina. Dalam bahasa Arab kata "tarwiya" berarti "melepaskan dahaga". Hari tersebut dinamai hari Tarwiyah karena pada hari ini, jemaah haji mengisi air di Mekah sebelum berangkat ke Mina. Jemaah haji juga dianjurkan untuk minum agar bisa dengan lancar menjalankan perjalanan Haji sampai akhir.

Mina terletak di padang pasir sekitar tujuh kilometer timur laut Mekah. Jemaah akan berdoa selama mereka tinggal di Mina. Saat fajar pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah, para peziarah berdoa dan meninggalkan Mina menuju Arafah, untuk hari yang dianggap sebagai hari paling penting dari pelaksanaan haji.

3 dari 6 halaman

Sejarah hari Tarwiyah

Hari Tarwiyah berkaitan erat dengan peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim AS yang bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Di tanggal 8 Dzulhijjah, ia merenung dan berpikir (rawwa-yurawwi-tarwiyah) tentang takwil mimpi menyembelih putranya.

Pada hari ke-9, ia mendapati takwil mimpi yang membuatnya tahu (‘arafa) akan makna mimpi tersebut, sehingga disebut dengan Hari Arafah. Sedangkan pada hari ke-10, ia melaksanakan perintah dalam mimpi itu, yakni menyembelih putranya, sehingga disebut hari Nahr.

4 dari 6 halaman

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah atau dua hari sebelum Iduladha. Di tahun 2022, puasa Tarwiyah bisa dilaksanakan pada Jumat, 8 Juli. Puasa Tarwiyah termasuk dari puasa 10 hari pertama Dzulhijjah yang sangat dianjurkan.

Puasa tarwiyah merupakan puasa sunnah atau puasa yang dianjurkan. Jika umat Islam menjalankan puasa Tarwiyah akan mendapatkan pahala, jika tidak dilakukan maka tidak berdosa.

Sebelum menjalankan puasa Tarwiyah, diwajibkan membaca niat puasa Tarwiyah. Berikut niat puasa Tarwiyah:

"Nawaitu shauma ghadin 'an adaai sunnati yaumit Tarwiyyati lillaahi ta'aalaa".

Artinya: Aku niat puasa sunnah Tarwiyah besok hari karena Allah.

Pelaksanaan puasa Tarwiyah sama seperti puasa pada umumnya. Ini dilakukan dengan menahan lapar dan hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

5 dari 6 halaman

Hukum puasa Tarwiyah

Dalil yang menjadi landasan dalam melaksanakan puasa tarwiyah di tanggal 8 Dzulhijjah ada pada Hadis yang diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.

“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.”

Namun, setelah ditelusuri, hadis ini tergolong dalam hadis yang tidak shahih. Asy Syaukani juga mengatakan bahwa hadis ini tidak shahih karena dalam riwayatnya terdapat perowi yang pendusta. Sedangkan Syaikh Al Albani berpendapat bahwa hadis ini adalah dho’if (lemah).

Namun, bukan berarti umat Islam tidak diperbolehkan berpuasa di tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa ini bisa dijalankan dengan mengingat keutamaan di awal-awal bulan Dzulhijjah. Karena pada waktu tersebut, ibadah puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan pada saat itu.

6 dari 6 halaman

Anjuran puasa di bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah termasuk bulan yang mulia. Pada bulan ini jemaah haji menjalankan kewajibannya di Mekah. Bagi yang belum bisa berhaji, kemuliaan bulan Dzulhijjah bisa didapat dari berpuasa. Dzulhijjah dianggap sebagai salah satu bulan yang paling suci. Bulan ini termasuk ke dalam salah satu bulan haram yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya, yang artinya,

“Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (berperang di dalamnya ). 3 bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram, (dan yang terakhir) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari).

10 hari pertama dari bulan ini juga memiliki keutamaan. Hal ini dijelaskan dalam hadis Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut,

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“ (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.