Sukses

Hamas Adalah Gerakan Perlawanan di Palestina, Asal Usul dan Sejarah Terbentuknya

Hamas adalah akronim bahasa Arab. Nama Hamas artinya Gerakan Perlawanan Islam.

Liputan6.com, Jakarta Hamas adalah salah satu kelompok yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Hamas tak bisa dipisahkan dari konteks Israel dan Palestina. Hamas adalah kelompok terbesar di antara kelompok Muslim Palestina lainnya.

Hamas adalah gerakan militan dan salah satu dari dua partai politik utama di wilayah Palestina. Hamas adalah kelompok yang mengatur lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka terkenal karena perlawanan bersenjatanya terhadap Israel. 

Konflik Hamas tahun 2021 dengan Israel berakhir dengan gencatan senjata, tetapi para ahli mengatakan kekerasan di masa depan antara kedua belah pihak hampir pasti akan terjadi. Lantas siapa mereka dan sejarah terbentuknya?

Berikut Liputan6.com ulas mengenai asal usul Hamas dan sejarah terbentuknya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/7/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Asal Usul Kelompok Hamas

Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah yang artinya gerakan melawan Islam. Kata Arab Hamas juga berarti pengabdian dan semangat di jalan Allah. Kelompok ini merupakan oposisi dari Palestine Liberation Organization (PLO) yang lebih melakukan pendekatan sekuler.

Kendati demikian, asal-usul Hamas dapat dilacak sejak berdirinya Ikhwanul Muslimin di Mesir pada 1928. Gerakan tersebut tak langsung mengarah ke politik. Kegiatan mereka muncul mula-mula untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dan menentang paham sekuler.

Dilansir dari laman Britannica, bahkan mereka juga mendirikan jaringan amal, klinik, dan sekolah yang aktif di wilayah jalur Gaza dan tepi Barat. Di Gaza mereka aktif di banyak masjid, sedangkan aktivitas mereka di Tepi Barat umumnya terbatas pada universitas. Kegiatan Ikhwanul Muslimin di daerah-daerah ini umumnya tanpa kekerasan, tetapi sejumlah kelompok kecil di wilayah pendudukan mulai menyerukan jihad, atau perang suci melawan Israel.

Pandangan tersebut berubah ketika masuknya Ahmed Yassin, yang menjadi salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin di Gaza. Karisma dan keyakinannya membuat Yassin memiliki kelompok pengikut yang setia.

Kemudian pada tahun 1973, Ahmed Yassin mendirikan lembaga amal sosial-keagamaan bernama Mujama Al Islamiyah di Gaza sebagai cabang Ikhwanul Muslimin.  Pemerintah Israel secara resmi mengakui Mujama Al-Islamiya dan mendaftarkan kelompok ini sebagai badan amal.

Kelompok tersebut kemudian mendukung pengembangan Mujama Al-Islamiya, lantaran dianggap bisa digunakan untuk mengimbangi Organisasi Pembebasan Palestina sekuler (Palestine Liberation Organization atau PLO) dan kelompok nasionalis Fatah kala itu.

Dukungan tersebut memungkinkan anggota Mujama Al-Islamiya untuk mendirikan universitas Islam, membangun masjid, hingga sekolah. Kelak diketahui, Mujama Al-Islamiya inilah yang kemudian dikenal sebagai cikal bakal atau pendahulu Hamas.

3 dari 3 halaman

Sejarah Terbentuknya Hamas

Dikutip dari laman Britannica, ide membentuk Hamas adalah tepatnya lahir pada 10 Desember 1987. Pada saat itu, aktfitas IM pada wilayah tersebut pada umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, beberapa kelompok kecil pada daerah yang diduduki kemudian mulai menyerukan jihad terhadap Israel.

Sedangkan, momen penting dalam proses terbentuknya Hamas adalah saat awal pemberontakan intifada Palestina (intifāḍah Arab, "mengguncang"). Perlu diketahui, intifada adalah gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel.

Hamas (yang juga merupakan kata Arab yang berarti "semangat") didirikan oleh anggota Ikhwanul Muslimin dan faksi-faksi agama dari PLO, dan organisasi baru itu dengan cepat memperoleh banyak pengikut.

Dalam piagamnya tahun 1988, Hamas menyatakan bahwa Palestina adalah tanah air Islam yang tidak pernah bisa diserahkan kepada non-Muslim dan bahwa mengobarkan perang suci untuk merebut kendali Palestina dari Israel adalah kewajiban agama bagi Muslim Palestina. Posisi ini membawanya ke dalam konflik dengan PLO, yang pada tahun 1988 mengakui hak Israel untuk eksis.

Hamas segera mulai bertindak secara independen dari organisasi Palestina lainnya, menimbulkan permusuhan antara kelompok dan rekan-rekan nasionalis sekulernya. Serangan Hamas yang semakin keras terhadap sasaran sipil dan militer mendorong Israel untuk menangkap sejumlah pemimpin Hamas pada tahun 1989, termasuk Sheikh Ahmed Yassin, pendiri gerakan tersebut.

Dua tahun setelah Intifada, Hamas melakukan serangan pertamanya pada Israel. Pada serangan pertamanya ini, Hamas juga menculik dan menghabisi dua tentara Israel. Pada tahun 1993, pasca tidak setuju dengan Kesepakatan Oslo yang bertujuan untuk memfasilitasi perdamaian Palestina dan Israel, Hamas mulai melakukan penyerangan. Penyerangan ini dilakukan terhadap Israel dengan menggunakan bom dan senjata tembak.

Sejak 2007, Hamas menjadi penguasa Jalur Gaza serta menjadi penentang PLO dari Fatah. Logo Hamas adalah gambar Kubah Batu di Yerusalem dan garis besar wilayah Israel, Gaza, dan Tepi Barat sebagai satu negara Palestina. Sekarang, Hamas dinahkodai oleh Ismail Haniyeh. Saat ini, Hamas, terutama divisi militernya, dilabeli sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan beberapa negara lainnya.

Bahkan pada 20 Mei 2021 kemarin, Hamas aktif bertempur dengan Israel dengan berbagai cara. Tak hanya menewaskan anggota kedua belah pihak, pertempuran juga menewaskan banyak warga sipil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.