Sukses

Amalan Bulan Muharam Sesuai Sunah, Kenali Keutamaannya

Amalan bulan Muharam tentunya tidak hanya puasa saja.

Liputan6.com, Jakarta Amalan bulan Muharam bisa menjadi ladang pahala bagi umat Islam. Pasalnya, pada bulan pertama di tahun Hijriah ini, umat Islam dapat melaksanakan amalan-amalan yang memberikan berbagai keutamaan.

Pada tahun baru Hijriah ini, umat Islam tentunya harus menyambutnya dengan beribadah. Baik sebelum memasuki 1 Muharam, maupun setelahnya. Salah satu amalan bulan Muharam yang sangat istimewa yaitu Puasa Asyura.

Amalan bulan Muharam tentunya tidak hanya puasa saja. Kamu juga bisa mengamalkan ibadah lainnya yang tentunya memberikan pahala dan penghapusan dosa untuk setiap muslim. Kamu juga bisa berdoa di akhir tahun Hijriah dan melafalkan doa awal tahun Hijriah.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/7/2022) tentang amalan bulan Muharam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Amalan Bulan Muharram

Puasa di Bulan Muharam

Salah satu amalan bulan Muharam yang paling istimewa adalah berpuasa. Puasa yang dimaksud adalah puasa Tasua dan Asyura, yang biasa dilaksanakan 9 dan 10 Muharam. Dua puasa ini hukumnya sunah, yang artinya dianjurkan dikerjakan bagi seorang muslim, namun jika tidak dilakukan tidak berdosa.

“Seorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang paling utama?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan Muharam.’” (HR Ibnu Majah).

Dalam Hadis Riwayat Muslim disebutkan bahwa ganjaran bagi orang yang menjalankan puasa Tasua dan Asyura adalah dihapuskannya dosa-dosa setahun yang lalu.

3 dari 4 halaman

Amalan Bulan Muharram

Doa Akhir Tahun

Selain puasa Asura dan Tasua, amalan bulan Muharam lainnya yaitu doa akhir tahun. Saat menyambut Tahun Baru Islam atau tahun Hijriyah, tak sedikit umat Islam yang memanjatkan doa Malam Tahun Baru Islam. Berikut ini doa akhir tahun yang dianjurkan Rasulullah SAW. Doa akhir tahun ini dibaca sebanyak tiga kali sebelum maghrib, pada hari terakhir Dzulhijah.

“Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.”

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

 

Doa Awal Tahun

Sementara itu, amalan bulan Muharam berikutnya adalah membaca doa awal tahun. Doa awal tahun umat Islam juga bisa membaca doa dengan harapan Allah memberikan rahmat, lindungan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, kelapangan rezeki, serta kebaikan-kebaikan lainnya.

Berikut doa awal tahun Hijriah:

“Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.”

Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

4 dari 4 halaman

Keutamaan Bulan Muharam

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang mulia di mata Allah. Keutamaan bulan Muharram telah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT melalui firmannya yang tertuang dalam Al-Quran Surat At Taubah ayat 36.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu."

Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Dalam bahasa Arab, Muharram bermakna 'waktu yang diharamkan'. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melalukan perbuatan dosa.

Selain itu, Rasulullah menyebut Muharram sebagai bulan Allah (Syahrullah). Pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah termasuk menjalani puasa Muharram. Ada dua puasa sunah utama yang bisa dilakukan saat bulan Muharram. Puasa ini adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.