Sukses

5 Penyebab Terjadinya Konflik Sosial, Pahami Bentuk dan Dampaknya

Berbagai penyebab terjadinya konflik sosial beserta pengertian, bentuk, dan dampaknya

Liputan6.com, Jakarta Konflik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial manusia. Sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan bersama dengan orang lain, konflik akan terus terjadi dan ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik di masyarakat.

Konflik sendiri merupakan suatu gejala dalam proses sosial masyarakat. Konflik sendiri bersifat inheren. Artinya, konflik sosial tidak terikat pada ruang dan waktu. Gejala sosial ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Konflik akan selalu ditemukan dalam setiap kehidupan sosial masyarakat.

Penyebab terjadinya konflik perlu diwaspadai oleh masyarakat. Konflik dapat membawa berbagai akibat dan perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Konflik memang dapat membawa perubahan yang baik, akan tetapi konflik juga dapat membawa dampak ataupun akibat yang buruk bagi masyarakat tersebut.

Ada berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat. Penyebab terjadinya konflik yang utama pada umumnya adalah perbedaan pendapat dan/ataupun kepentingan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Selain itu, berbagai faktor lainnya seperti faktor sosial, budaya, dan ekonomi juga dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Berikut ini adalah berbagai faktor penyebab terjadinya konflik sosial, yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamiis (11/8/2022)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Definisi Konflik

Sebelum membahas penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat, akan lebih baik apabila kita membahas mengenai definisi konflik terlebih dahulu. Menurut etimologi atau asal-usul katanya, "konflik" berasal dari bahasa latin "con" yang berarti bersama dan "fligere" yang memilii arti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, konflik dapat diartikan sebagai sebuah benturan yang terjadi dalam lingkup kehidupan sosial masyarakat.

Mengutip dari situs KBBI daring, konflik adalah percekcokan; perselisihan; dan pertentangan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu perselisihan atau pertentangan yang terjadi di antara indivdu ataupun kelompok yang ada di dalam masyarakat.

Mengutip dari situs elearning.menlhk.go.id, "konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, dan lain sebagainya, dimana tujuan dari mereka bertikai itu tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya dengan kekerasan atau ancaman."

Masih mengutip dari sumber yang sama, "menurut Fischer, konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan, dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan. Konflik timbul karena ketidak seimbangan antara hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan masalah-masalah diskriminasi."

Sementara itu, mengutip langsung dari situs Study Lecture Notes, Gillin dan Gillin berpendapat bahwa “Konflik adalah proses sosial di mana individu atau kelompok mencari tujuan mereka dengan secara langsung menantang pihak yang berseberangan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.”

3 dari 5 halaman

Bentuk Konflik

Sebelum membahas penyebab terjadinya konflik, ada baiknya kita sedikit membahas tentang bentuk konflik sosial. Bentuk konflik sosial tidak hanya satu. Ada berbagai macam bentuk konflik sosial yang dapat kita temui dalam kehidupam sosial masyarakat. Menurut Ralf Dahrendorf yang dikutip dari situs elearning.menlhk.go.id, konflik sosial dapat dibagi menjadi 4 macam. Berikut ini adalah 4 jenis konflik sosial menurut Ralf Dahrendorf:

1. Konflik yang terjadi antara atau dalam peranan sosial

2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial

3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir

4. Konflik antara satuan nasional, seperti partai politik, negara, dan/atau organisasi internasional.

Sosiolog ternama asal Indonesia, Soerjono Soekanto memiliki pendapat yang lain. Menurut Soekanto, ada setidaknya 5 bentuk konflik sosial yang terjadi dan dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah 5 bentuk konflik sosial menurut Soerjono Soekanto yang dikutip dari sumber yang sama:

1. Konflik atau pertentangan pribadi, yakni pertentangan yang terjadi antara individu-individu

2. Konflik atau pertentangan rasial, yakni pertentangan kerena perbedaan-perbedaan ras

3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yakni konflik akibat perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial

4. Konflik atau pertentangan politik, yakni konflik karena perbedaan kepentingan dan tujuan politis individu ataupun kelompok.

5, Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yakni konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan yang berpengaruh pada kedaulatan negara.

4 dari 5 halaman

Penyebab Terjadinya Konflik Masyarakat

Ada bermacam-macam faktor penyebab terjadinya konflik sosial yang dapat memicu pertentangan tersebut di dalam kehidupan masyarakat. Setidaknya ada 5 faktor penyebab terjadinya konflik sosial yang umum dan sering terjadi di masyarakat. Berikut ini adalah berbagai faktor penyebab terjadinya konflik sosial:

1. Perbedaan Antar Individu

Penyebab terjadinya koflik yang pertama ialah perbedaan antar individu. Perbedaan pendirian ataupun perasaan antara datu indiidu dengan individu lainnya adalah suatu hal yang umum terjadi. Perbedaan pendapat di antara dua individu atau lebih ini dapat memcicu terjadinya konflik atau pertentangan di antara mereka. Konflik sosial ini terjadi karena setiap individu yang terlibat akan berusaha untuk memperjuangkan pendapatnya dan memenuhi tujuan yang mereka inginkan. Mereka kemudian akan melakukan berbagai hal untuk mencapai kepentingannya, termasuk dengan mengalahkan pihak yang berlawanan.

2. Perbedaan Kepentingan

Perbedaan Kepentingan adalah salah satu faktor penyebab terjadinya konflik sosial lainnya yang juga cukup sering terjadi di masyarakat. Hal ini terjadi karena setiap indivu maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat memiliki kepentingan ataupun tujuan berbeda yang ingin mereka capai dan penuhi. Setiap individu ataupun kelompok tersebut kemudian akan melakukan berbagai cara untuk memperjuangkan kepentingannya dan mencapai tujuannya masing-masing. Hal ini termasuk dengan menciptakan pertentangan dan konflik dengan kelompok lain yang berlawanan. Banyak sekali konflik sosial yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara individu ataupun kelompok masyarakat.

3. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat

Perubahan sosial yang terjadi terlalu cepat dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat. Hal ini terjadi karena perubahan sosial yang cepat tersebut dapat mengakibatkan perubahan besar-besaran pada struktur dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat yang terjadi secara mendadak. Perubahan besar-besaran tersebut akan menimbulkan guncangan sosial yang hebat pada masyarakat. Setiap individu dan kelompok sosial dalam masyarakat memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut. Perbedaan reaksi yang diberikan oleh setiap individu dan kelompok ini dapat menjadi penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat. Selain itu, saat terjadi perubahan sosial yang terlalu cepat dan besar, konflik sosial juga bisa terjadi karena nilai-nilai sosial yang dimiliki oleh masyarakat tidak dapat mengikuti cepatnya perubahan yang tersebut

4. Perbedaan Budaya

Faktor penyebab terjadinya konflik sosial yang berikutnya ialah perbedaan budaya pada individu ataupun kelompok. Budaya adalah salah satu dasar yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pandangan, pendapat, dan tingkah laku seseorang ataupun kelompok masyarakat. Perbedaan budaya dapat memicu perbedaan pribadi yang bisa memicu konflik sosial. Di samping itu, rasa bangga akan budaya sendiri yang dapat berkembang di kelompok masyarakat tertentu dapat memicu etnosentrisme yang kemudian bisa menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat..

5. Ketidakadilan

Faktor penyebab terjadinya konflik sosial yang selanjutnya ialah ketidakadilan. Saat terjadi ketidakadilan, maka orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil tersebut berpotensi menyebakan konflik sebagai salah satu bentuk protes akan apa yang mereka alami dan rasakan.

5 dari 5 halaman

Dampak Konflik

Konflik sosial yang terjadi dapat menyebabkan perubahan yang besar bagi aspek sosial masyarakat tersebut. Perubahan yang dibawa oleh konflik bisa memberikan dampak baik bagi mereka, atau juga bisa memberikan dampak yang buruk. Berikut ini beberapa akibat konflik sosial menurut Soerjono Soekanto yang dikutip dari Merdeka.com:

1. Bertambahnya solidaritas in-group Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, maka solidaritas dalam kelompok tersebut akan bertambah erat.

2. Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok Pecahnya persatuan dalam kelompok apabila pertentangan dalam satu kelompok itu terjadi.

3. Perubahan kepribadian para individu.

4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.

5. Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.