Sukses

Penyebab Tsunami Aceh 2004, Bencana Alam Terparah Dalam Sejarah Modern

Penyebab Tsunami Aceh pada tahun 2004 adalah karena gempa tektonik, berikut penjelasan dan kronologinya

Liputan6.com, Jakarta Penyebab tsunami Aceh tahun 2004 dan kronologinya selalu menjadi materi yang menarik untuk dipelajari sebagai pengingat akan salah satu bencana alam terparah yang terjadi selama sejarah modern. Hal ini berdasarkan tinjauan dari national Science Foundation (NFS) dengan melihat aspek jumlah korban dan juga aspek geologi.

Penyebab tsunami Aceh tahun 2004 sendiri diketahui dipicu oleh adanya gempa tektonik yang juga merupakan gempa terbesar ketiga yang pernah tercatat di dunia dan memiliki patahan lempeng terpanjang yang pernah diamati oleh para peneliti.

Gempa tektonik pada Samudra Hindia ini menyebabkan gempa dengan kekuatan magnitude 9.2 skala richter dan tsunami setinggi 15 meter atau 50 kaki yang kemudian menerjang daratan aceh dan meluluhlantahkannya. Bencana ini juga meninggalkan bekas luka yang dalam untuk para penduduk yang tinggal di Desa Gampong di Ulee Lheue, Banda Aceh.

Dipicu oleh pergerakan dua lempeng bumi yang terletak di Samudra Hindia, berikut ini Liputan6.com tangkum dari berbagai sumber, Senin (15/8/2022) tentang kronologi dan penyebab Tsunami Aceh serta fakta yang menyertainya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Tsunami Aceh 2004

Penyebab Tsunami Aceh

Dilansir dari merdeka.com berdasarkan informasi dari Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono yang mengungkapkan bahwa tsunami Aceh pada 2004 dipicu oleh gempa tektonik.

Daryono juga turut menjelaskan bukti-bukti gempa tektonik yang berupa data rekaman getaran tanah dalam seismogram, yang menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) yang tercatat tiba lebih awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya, lalu diikuti oleh gelombang permukaan (surface).

Munculnya fase gelombang ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik. Munculnya gelombang S (Shear) yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat terjadinya patahan lempeng.

Gempa tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 ini diketahui tidak terjadi dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue dengan magnitudo 7,0 pada 2 November 2002.

Sejak itu terjadilah serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi yang merupakan gempa pendahuluan hingga akhirnya terjadi gempa puncak yang terjadi pada 26 Desember 2004 pukul 07.59 WIB.dengan gempa berkekuatan 9,2.

3 dari 4 halaman

Penyebab Tsunami Aceh 2004 dan Kronologinya

Kronologi Tsunami Aceh

Tepatnya pada pukul 107.59 waktu setempat, muncul gelombang raksasa yang dipicu oleh adanya gempa bumi tektonik di bawah laut dengan jarak sekitar 100 kilometer dari barat pantai Sumatera. Pusat gempa diketahui berada di kedalaman sekitar 30 kilometer di bawah dasar laut.

Terdapat dua lempeng continental yang saling bertumbukan hingga akhirnya menyebabkan tekanan yang hebat dan menyebabkan gempa dengan kekuatan hingga 9.3 skala richter. Gempa bumi tersebut kemudian berlangsung sampai 10 menit dimana biasanya gempa semacam ini hanya terjadi selama beberapa detik.

Lempeng yang bergeser ini kemudian naik hingga 15 meter secara vertikal. Hal ini mengakibatkan volume air yang turut bergerak naik hingga 10 meter. Yang yang terdorong itu kemudian membentuk gelombang besar yang bergerak dengan kecepatan tinggi menuju arah pantai.

Di area laut dalam, pergerakan air ini tidak terlalu terasa di permukaan, namun seiring dengan pergerakan gelombang menuju area pandai, gelombang air pun juga turut semakin bergulung tinggi hingga akhirnya gelombang tersebut mencapai ketinggian sekitar 15 – 30 meter.

Tsunami ini kemudian menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar dengan meluluhlantakkan Aceh dan beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka, India, dan Thailand. Banda Aceh dilaporkan sebagai daerah dengan kerusakan dan jumlah kematian terbesar yang tercatat.

4 dari 4 halaman

Penyebab Tsunami Aceh 2004 dan Fakta-fakta yang Menyertai

Fakta Penyebab Tsunami Aceh

Terdapat 4 fakta dibalik penyebab tsunami Aceh tahun 2004, yang mana tsunami Aceh ini juga dikenal dengan nama boxing-day tsunami atau gempa dan tsunami samudra Hindia:

1. Gempa Terbesar Ketiga di Dunia

Gempa bumi ini awalnya diperkirakan berkekuatan 8.8 magnitudo. Gempa tersebut kemudian direvisi menjadi Magnitudo 9,1-9,3 dalam beberapa penelitian internasional pada tahun 2006. Hal ini membuat gempa dan tsunami aceh menjadi gempa terbesar ketiga yang pernah melanda suatu wilayah dalam sejarah dan gempa terbesar yang terjadi di tahun 2000 an.

 

2. Korban Melebihi 280.000 Nyawa

Tsunami dan gempa bumi Aceh menyebabkan korban tewas  hingga 280.000 orang yang tercatat, dengan korban jiwa di Indonesia sebanyak 220.000 kematian, Sri Lanka  sebanyak 35.000 kematian, India sebanyak 18.000 kematian, dan Thailand sebanyak 8.000 kematian. Tsunami tidak hanya merenggut nyawa penduduk namun juga menyebabkan kerusakan serius baik lingkungan membentang di sepanjang garis pantai.

 

3. Tidak Hanya Aceh Gempa Juga Menyebabkan Tsunami Di 14 Negara

Lokasi pusat gempa diperkirakan berasal dari 160 kilometer sebelah utara Pulau Simeulue pada kedalaman 30 kilometer. Hal ini menyebabkan gelombang setinggi 15 - 30 meter yang akhirnya menimbulkan gelombang tsunami di 14 garis pantai di 14 negara yang berbeda diantaranya ada Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Maladewa.  Dengan Banda Aceh sebagai daerah dengan kerusakan terparah.

 

4. Melepaskan Energi Setara dengan Lebih dari 1.500 Kali Bom Atom Hiroshima

Energi yang dilepaskan oleh gempa dan tsunami Aceh di permukaan bumi pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 26 megaton TNT atau 1.500 kali bom atom Hiroshima. Namun, dikatakan hampir tidak mencapai level Tsar Bomba bekas Soviet. Sebagian besar energi yang dihasilkan di bawah tanah setara dengan 9.600 gigaton TNT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.