Sukses

Tips Studi di Luar Negeri dan Daftar Negara Favorit Siswa Indonesia versi Schoters

Mentor Study Abroad Academy Schoters membagikan fakta dan tips menarik seputar persiapan kuliah di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta Minat para pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi di luar negeri sangatlah tinggi, bahkan jumlah siswa yang kuliah terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terbukti dari data Global Flow of Tertiary-Level Students yang dikeluarkan oleh Institut Statistik UNESCO, sebanyak 53.604 siswa Indonesia melanjutkan studi di luar negeri pada tahun 2021.

Kualitas pendidikan yang lebih baik, peluang pekerjaan di masa depan, berikan pengalaman baru merupakan beberapa pertimbangan siswa Indonesia ingin melanjutkan studi di luar negeri.

Haniswita selaku Mentor Study Abroad Academy Schoters yang juga memegang gelar M.Sc. dari Ghent University dan sedang menempuh pendidikan S3 di Wageningen University & Research, membagikan fakta dan tips menarik seputar persiapan kuliah di luar negeri.

Informasi ini didapatkannya berdasarkan pengalaman mendampingi siswa melalui Schoters, perusahaan bimbingan studi ke luar negeri terbesar di Indonesia yang telah membantu puluhan ribu siswa meraih impiannya.

Negara Favorit Tujuan Studi

Secara umum, untuk jenjang S1 hingga S3, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang menjadi negara tujuan studi yang paling diminati.

Selain tiga negara tersebut, Haniswita menyebutkan bahwa Australia dan Inggris juga menjadi negara yang banyak diminati oleh mahasiswa jenjang S2. Sedangkan pelajar jenjang S3 banyak tertarik untuk melanjutkan studi di Australia, Belanda, dan Malaysia.  

Negara dengan program pendidikan baik masih sepi peminat

Meski kualitas pendidikannya tak perlu diragukan lagi, negara-negara Skandinavia belum banyak diminati oleh pelajar Indonesia. Terbatasnya peluang beasiswa yang tersedia serta proses seleksi yang ketat menjadi beberapa alasan rendahnya jumlah peminat untuk negara-negara tersebut.

Qatar, dengan rata-rata kualitas pendidikan yang jauh di atas Indonesia, juga memiliki peminat yang relatif rendah jika dibandingkan negara Timur Tengah lainnya seperti Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi terkait kampus dan beasiswa di Qatar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Persiapan penting untuk sukses studi di luar negeri

Tak bisa dipungkiri bahwa persiapan akademik yang matang menjadi faktor penting untuk menentukan keberhasilan lolos di kampus luar negeri. Beberapa tes akademik yang perlu disiapkan misalnya tes masuk kuliah (ACT, SAT, A-level, dan seterusnya) dan tes kemampuan bahasa sesuai negara tujuan (IELTS, TOEFL, TOPIK, dll).

Namun, persiapan nonakademik juga tak kalah penting. Haniswita menyampaikan beberapa tips persiapan nonakademik yang perlu dilakukan siswa sedini mungkin:

  • Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa dan universitas tujuan. Mulai dari yang sifatnya nonformal seperti tips dari alumni, hingga informasi formal seperti berkas yang dibutuhkan dan tanggal pendaftaran.
  • Mengalokasikan waktu yang cukup untuk menyusun dokumen pendaftaran seperti esai, CV, dan surat rekomendasi. Dokumen-dokumen tersebut berfungsi sebagai lembar promosi diri yang akan dinilai oleh pihak penyeleksi, sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin.
  • Melakukan persiapan wawancara, misalnya dengan mempelajari materi yang sering ditanyakan serta berlatih sesering mungkin.
  • Mempersiapkan keperluan keberangkatan, seperti deposit, akomodasi, visa, mencari tips dan trik hidup di negara tujuan, dan sebagainya.

Persiapan yang belum menjadi perhatian siswa

Menurut Haniswita, ada beberapa langkah persiapan yang krusial namun belum banyak diketahui oleh siswa.

1. Perlunya riset yang mendalam saat menyusun future plan

Hampir semua beasiswa/universitas akan meminta rencana kontribusi yang akan dilakukan siswa setelah selesai studi. Namun, sebagian besar siswa belum melakukan riset yang matang untuk menyusun rencana ini. Padahal, future plan atau rencana kontribusi adalah salah satu faktor penting yang dapat menentukan hasil seleksi.

2. Menyesuaikan visi misi personal dengan visi misi beasiswa yang dituju

Beberapa beasiswa memiliki fokus terhadap bidang tertentu. Contohnya, beasiswa AAS (Australia Awards Scholarships) yang dua tahun terakhir ini berfokus pada COVID-19 Development Response Plan. Maka, siswa yang ingin mendapatkan beasiswa tersebut perlu memastikan rencana studi mereka sejalan dengan visi misi beasiswa.

Itu dia beberapa fakta dan tips yang perlu diketahui untuk melanjutkan studi di luar negeri. Schoters pun menyediakan layanan terlengkap untuk membantu siswa yang bercita-cita kuliah di luar negeri, mulai dari konsultasi, bimbingan untuk berbagai tes, hingga persiapan dokumen.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.