Sukses

9 Penyebab Henti Jantung, Masalah Sirkulasi Darah hingga Kekurangan Oksigen

Penyebab henti jantung adalah ketika ada masalah di aliran darah dan oksigen.

Liputan6.com, Jakarta - Penyebab henti jantung paling utama adalah masalah pada sirkulasi darah dan kekurangan oksigen. Ini karena organ jantung hanya bisa memompa darah dengan baik jika aliran darah dan oksigen normal.

Henti jantung terjadi ketika jantung berhenti berdetak. Kondisi ini sama dengan kematian jantung mendadak. Henti jantung berisiko dialami oleh siapa saja, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Dalam buku berjudul Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular (2009) oleh Arif Muttaqin, ditegaskan penyebab henti jantung adalah masalah pada pernapasan, pemutusan aliran oksigen, dan masalah pada sirkulasi.

Cara mengatasi henti jantung yang direkomendasikan British Heart Foundation, dengan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Tujuannya untuk mengembalikan sirkulasi darah dan oksigen ke otak dan ke seluruh tubuh dengan normal. Ada dua teknik CPR yang perlu diketahui, yakni CPR hands only dan CPR dengan napas.

Agar lebih memahaminya, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang penyebab henti jantung, faktor penyebab henti jantung, dan cara mengatasi henti jantung, Senin (31/10/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Henti Jantung

Henti jantung berisiko menyebabkan kematian secara mendadak pada seseorang. Masalah henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Apa perbedaan keduanya?

Henti jantung terjadi ketika jantung berhenti berdetak, sama dengan kematian jantung mendadak. Sementara serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung mengalami hambatan. Henti jantung berisiko dialami oleh siapa saja, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Apa sebenarnya penyebab henti jantung itu?

Health Line menjelaskan ada dua penyebab henti jantung yang paling umum terjadi, yakni fibrilasi ventrikel dan fibrilasi atrium. Sementara, penyebab henti jantung paling sering adalah fibrilasi ventrikel.

1. Fibrilasi Ventrikel

Jantung memiliki empat ruang. Dua ruang bawah adalah ventrikel. Pada penyebab henti jantung karena fibrilasi ventrikel, bilik-bilik ini bergetar di tidak terkendali, hingga membuat ritme jantung berubah secara dramatis.

Ventrikel jantung pada kondisi ini akan memompa darah dengan tidak efisien, hingga akan berdampak pada berkurangnya jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh. Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah berhenti sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan kematian jantung mendadak atau henti jantung mendadak.

2. Fibrilasi Atrium

Dua ruang atas jantung disebut atrium. Fibrilasi atrium sebagai penyebab henti jantung, terjadi ketika simpul sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik yang benar.

Nodus SA setiap orang berada di atrium kanan. Bagian ini mengatur kecepatan jantung memompa darah. Ketika impuls listrik masuk ke fibrilasi atrium, ventrikel jantung tidak dapat memompa darah ke tubuh secara efisien. Inilah yang kemudian menjadi pemicu henti jantung hingga menyebabkan kematian.

3 dari 4 halaman

Faktor Penyebab Henti Jantung

British Heart Foundation mengungkap penyebab henti jantung dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kondisi organ jantung dan faktor selain masalah jantung. Akan tetapi, faktor penyebab henti jantung paling utama adalah kondisi organ jantung itu sendiri.

Dalam buku berjudul Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular (2009) oleh Arif Muttaqin, ditegaskan penyebab henti jantung adalah masalah pada pernapasan, pemutusan aliran oksigen, dan masalah pada sirkulasi.

Faktor penyebab henti jantung yang berhubungan dengan organ jantung:

1. Serangan jantung (disebabkan oleh penyakit jantung koroner)

Kondisi ini terjadi di arteri koroner (pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung). Jantung koroner akan menyebabkan serangan jantung pemicu henti jantung, ketika terjadi sumbatan di arteri koroner oleh timbunan lemak.

2. Kardiomiopati dan beberapa kondisi jantung bawaan

Kondisi ini terjadi karena ada kelainan di otot jantung. Ketika otot jantung bermasalah, maka kemampuan jantung memompa darah akan melemah. Kardiomiopati bisa dipicu oleh hipertensi (tekanan darah tinggi) yang sudah parah.

3. Penyakit jantung bawaan

Kondisi ini terjadi pada seseorang sejak dalam kandungan. Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease, CHD) adalah kelainan jantung baik pada struktur maupun fungsi jantung.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia menjelaskan kelainan seperti penyakit jantung bawaan ini, dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung.

4. Penyakit katup jantung

Kondisi ini terjadi ketika katup jantung tidak berfungsi secara normal. Menghimpun data dari Asosiasi Jantung Amerika, ada sekitar 5 juta orang Amerika yang terdiagnosis penyakit katup jantung setiap tahunnya.

5. Miokarditis akut (radang otot jantung)

Kondisi ini terjadi ketika ada peradangan atau infeksi virus di otot jantung. Miokarditis akut termasuk masalah jantung yang langka. Peradangan di otot jantung akan membuat otot jantung melemah dan akan menyebabkan gangguan pada proses pompa darah.

Faktor penyebab henti jantung yang tidak berhubungan dengan organ jantung:

6. Tersengat listrik

Kondisi ini akan sangat memengaruhi organ jantung, seperti memicu terjadinya fibrilasi ventrikel dan fibrilasi atrium (penyebab henti jantung mendadak). Kedua kondisi ini bisa terjadi bahkan pada arus listrik bertegangan rendah.

7. Overdosis obat

Kondisi berisiko terjadi ketika seseorang overdosis obat dari “opiat” karena bisa membuat pasien tidak responsif dan tidak bernapas normal. Opiat termasuk obat dalam golongan narkotika sebagai penghilang atau pereda rasa nyeri.

8. Pendarahan parah (dikenal sebagai syok hipovolemik) sampai kehilangan banyak darah

Kondisi ini terjadi ketika tubuh kehilangan darah atau cairan tubuh dalam jumlah yang sangat besar. Ketika hal ini terjadi, maka besar kemungkinan jantung tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, maka berisiko menjadi penyebab kerusakan organ hingga kematian.

9. Hipoksia disebabkan oleh penurunan kadar oksigen yang parah

Kondisi ini terjadi ketika kadar oksigen dalam sel-sel tubuh sangat rendah, termasuk sel otot jantung. Dampaknya, sel tubuh seperti sel otot jantung tidak bisa berfungsi dengan normal atau tidak bisa memompa darah dengan normal.

Gangguan pada otot jantung berisiko menyebabkan detak jantung melambat hingga menjadi penyebab henti jantung mendadak.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Henti Jantung

Henti jantung adalah masalah yang cukup serius. Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, henti jantung akan menyebabkan kematian. British Heart Foundation menjelaskan cara mengatasi henti jantung adalah dengan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).

CPR dilakukan sebagai cara mengatasi henti jantung karena bisa mengembalikan sirkulasi darah dan oksigen ke otak dan ke seluruh tubuh dengan normal. Ada dua teknik CPR yang perlu diketahui, yakni CPR hands only dan CPR dengan napas.

Cara melakukan CPR hand only:

CPR hands only merupakan teknik CPR yang dilakukan dengan menekan dada seseorang dengan tangan. Teknik ini dilakukan dengan cara menekan dada secara berulang-ulang dengan cepat. Cara melakukan CPR ini disebut sebagai kompresi dada. Tujuannya mencegah aliran darah berhenti mengalir.

Cara melakukan CPR napas:

Teknik ini disebut sebagai napas buatan. Cara melakukan CPR napas adalah dengan memberikan napas buatan dari mulut ke mulut. CPR ini dilakukan dengan tujuan agar tubuh korban mendapatkan asupan oksigen lebih banyak di saat-saat kritis sampai pertolongan medis datang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.