Sukses

Unik, Pulau Mungil Ini Berganti Negara Setiap Enam Bulan Sekali

Pulau ini dikelola dua negara secara bergantian.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak sekali fakta-fakta unik di dunia yang tak diketahui banyak orang. Bahkan keunikan yang ada di dunia ini sebelumnya tak terbayangkan sekalipun. Seperti pulau yang kerap berganti negara ini.

Pulau bernama Pheasant yang berada di perbatasan antara Spanyol dan Prancis itu memiliki status kepemilikan berganti-ganti antara kedua negara setiap beberapa bulan sekali. Pulau mungil di tengah sungai Bidasoa itu merupakan kasus unik dalam ketatanegaraan.

Pasalnya, Pulau Pheasant berpindah tangan setiap enam bulan sekali. Pulau Pheasant adalah sepetak tanah yang sepi dengan sejarah dan status politik yang cukup menarik. Mungkin hanya terlihat seperti pulau pada umumnya, tetapi ratusan tahun yang lalu di situlah perang 30 antara Spanyol dan Prancis akhirnya berakhir.

Kedua negara mengirim beberapa pejabat terpenting mereka ke pulau itu untuk bernegosiasi, dengan pasukan masing-masing berkumpul di kedua sisi Bidasoa, jika terjadi kesalahan. 11 tahun dan 24 KTT kemudian kesepakatan dicapai, dan Pulau Pheasant menjadi kondominium terkecil di dunia, di bawah kedaulatan bersama kedua negara.

Berikut kisah selengkapnya pulau unik yang berganti negara setiap enam bulan sekali, dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Selasa (22/11/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Sejarah di Dalamnya

Ketika Prancis dan Spanyol memutuskan untuk mengakhiri perang panjang mereka, Pulau Pheasant menjadi metafora untuk perdamaian jangka panjang. Bahkan sering digunakan Raja Prancis dan Spanyol untuk untuk membicarakan pertukaran tahanan secara langsung. Hingga tercatat banyak perisitiwa sejarah terjadi di tempat itu.

Seperti Raja Prancis Louis XIV menikahi putri Raja Philip IV, Maria Theresa dari Spanyol di pulau kecil itu. Kini kedua negara memiliki hak asuh bersama atas wilayah tersebut selama enam bulan dalam setahun. Padahal, idealnya perbatasan kedua negara itu harus membelah Sungai Pheasant. Memisahkan pulau seluas 1,6 hektar menjadi dua bagian untuk dikendalikan masing-masing negara.

Namun kedua negara memilih cara yang berbeda untuk membagi rata pulau tersebut. Sejak 1660, ketika perjanjian penting dicapai, Pulau Pheasant menjadi milik Spanyol dari 1 Februari hingga 31 Juli setiap tahun, dan ke Prancis selama setengah tahun lainnya.

Selain itu, pegawai pemerintah kota Irun, di Spanyol, dan Hendaye, di Prancis akan pergi ke Pulau Pheasant setiap enam bulan untuk pekerjaan pembersihan dan berkebun.

3 dari 3 halaman

Pulau Tertutup untuk Umum

Komando Angkatan Laut Spanyol dan Prancis bertanggung jawab untuk memantau Pulau Pheasant. Maka selama enam bulan kepemilikan tahunan mereka, kru akan mendarat di sana setiap lima hari. Mengingat statusnya yang tak biasa itu pula, Pheasant Island dinyatakan tertutup untuk umum.

Pengunjung hanya diperbolehkan ke pulau pada kesempatan langka, seperti upacara serah terima dua tahunan, atau pada wisata warisan langka. Tetapi menyaksikan pulau dari sisi salah satu negara saja pastinya tidak melanggar hukum.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.