Sukses

5 Objek Wisata Lombok dengan Budaya yang Kental dan Harga Tiket Murah Meriah

Kekayaan alam dan budaya membuat objek wisata Lombok beragam dan dapat dikunjungi tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

Liputan6.com, Jakarta Lombok merupakan salah satu pulau di kepulauan sunda kecil yang secara administratif merupakan wilayah dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau yang berada persis di sebelah timur Bali ini juga memiliki kekayaan alam yang sangat kaya. Hal tersebut membuat objek wisata Lombok beragam dan dapat dikunjungi tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. 

Pulau Bali dan Lombok hanya terpisah oleh Selat Lombok, lokasi yang berdekatan ini membuat kedua pulau ini memiliki kebudayaan yang mirip. Oleh sebab itu, objek wisata Lombok tidak kalah indahnya dengan Bali. Sebenarnya objek wisata Lombok juga cukup terkenal sampai ke manca negara, namun krisis moneter yang terjadi pada 1997 dan kerusuhan antar etnis pada 2000 membuat potensi wisata Lombok sempat terhambat pengembangannya.

Selain keindahan alamnya yang eksotis, budaya suku sasak yang merupakan suku asli Lombok masih sangat terpelihara di sini. Berikut objek wisata Lombok yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/11/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Objek Wisata Lombok

1. Masjid Klenteng Lombok Lingsar

Bukan tanpa alasan Lombok mendapat julukan sebagai pulau seribu masjid. Pulau ini memang terdapat banyak bangunan masjid dan mushola. Ini lah yang menjadi pembeda antara Bali dan Lombok. Masyarakat Bali mayoritas adalah penganut agama Hindu, sedangkan masyarakat Lombok mayoritas memeluk agama Islam. 

Salah satu masjid yang unik adalah Masjid Klenteng Lombok Linggar atau Masjid Cheng Ho Linggar. Objek wisata Lombok satu ini disebut sebagai masjid klenteng karena bangunannya berbentuk prisma yang menyerupai bangunan vihara atau klenteng. Ornamen khas Tiongkok yang menghiasi bangunan masjid menambah suasana oriental yang unik.

Masjid Klenteng Lombok Lingsar dibangun oleh pasangan suami istri keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf pada tahun 1990. Wisatawan dapat berkunjung untuk melihat keindahan bengunan masjid bahkan beribadah di tempat ini.

2. Pura Meru Cakranegara

Meskipun masyarakatnya mayoritas adalah muslim, di Lombok juga dapat ditemukan beberapa pura cantik yang menarik untuk dikunjungi. Pura Meru Cakranegara merupakan pura terbesar yang ada di Lombok. Selain menjadi tempat peribadatan umat Hindu, Pura ini menjadi objek wisata Lombok yang dibanggakan oleh masyarakat Lombok. Wisatawan tidak dikenakan tarif khusus untuk dapat melihat-lihat ke dalam pura, namun bila berkenan wisatawan dapat memberi donasi seikhlasnya. 

Pura Meru dibangun pada tahun 1720 an oleh Anak Agung Made Karangasem yang masih memiliki garis keturunan dari Kerajaan Singasari dari Jawa Timur. Nama Pura Meru diambil dari Gunung Semeru di Jawa Timur yang dianggap suci oleh leluhur Anak Agung Made Karangasem. Pura Meru didedikasikan untuk 3 dewa utama umat Hindu, yaitu Brahma, Syiwa, dan Wisnu.

3 dari 3 halaman

Objek Wisata Lombok

3. Pura Lingsar Lombok Barat 

Pura Lingsar yang berada di Lombok Barat ini menjadi simbol kerukunan bahkan keharmonisan antar umat beragama, yaitu antara Hindu Bali-Lombok dengan Islam Sasak-Lombok. Terdapat tiga bangunan utama yang ada di dalam area Pura Lingsar, yaitu Gaduh, Kemaliq, serta Pesiraman. Pura ini menjadi simbol kerukunan umat beragama di Lombok.

Area Gaduh adalah tempat suci bagi umat Hindu, sementara Kemaliq difungsikan tempat suci bagi umat Islam Wetu Telu meski juga bisa digunakan untuk ibadah umat Hindu. Pada area Kemaliq, ada kolam kecil yang menjadi habitat ikan tuna yang konon katanya adalah jelmaan dari tongkat Raja Lombok bernama Datu Milir. Barang siapa yang melihat ikan ini akan dipercaya akan mendapatkan keberuntungan.

Pesiraman merupakan tempat untuk membasuh dan menyucikan diri, air dari pancuran-pancuran tersebut dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Para pengunjung bisa menyebutkan permohonan, serta melemparkan koin ke dalam kolam dengan tujuan agar permohonan dapat terkabul.

4. Desa Sade

Masyarakat di desa ini masih memegang teguh adat dan tradisi Sasak tempo dulu. Hal ini bisa dilihat dari bangunan rumah di sini, yaitu rumah khas yang disebut Bale Tani. Suku Sasak percaya ada aturan-aturan yang harus dipatuhi untuk membangun rumah, seperti kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah. Apabila aturan tersebut dilanggar, diyakini akan ada petaka saat rumah tersebut mulai ditempati.

Bale Tani  terbuat dari kayu dengan dinding dari anyaman bambu. Atapnya terbuat dari daun rumbia atau daun alang-alang yang dikeringkan. Uniknya lagi, lantainya pun dibuat dari campuran tanah, getah pohon serta abu jerami yang diolesi kotoran kerbau.

Desa Sade menjadi objek wisata Lombok yang terkenal dikalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi sejak penyelenggaraan Moto GP di Sirkuit Mandalika Lombok. Desa Sade menjadi tempat wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi sembari mempelajari budaya khas suku Sasak.

5. Desa Bayan Sasak

Desa Bayan Sasak menjadi salah satu objek wisata Lombok yang memperkenalkan budaya Lombok kepada para wisatawan. Desa ini menjadi rumah bagi Suku Bayan Sasak yang merupakan pusat budaya Lombok tertua.

Wisatawan dapat melihat adat istiadat masyarakat setempat masih menganut adat yang mengikat. Meski begitu masyarakat adat Bayan tidak menutup diri dengan dunia modern. Masyarakat adat Bayan yang dikenal dengan teologi sintesisnya dan menganut teguh filosofi hidup Wetu Telu. Wisatawan akan disambut  dengan sebuah tarian dalam penyambutan khusus jika berkunjung dan bermalam di Kampung Adat Bayan.

Desa Adat Bayan juga memiliki bangunan tradisional yang unik, yaitu Berugak, Geleng, dan Bale Mengina. Berugak merupakan bale panggung yang digunakan masyarakat untuk menerima tamu dan bersosialisasi dengan tetangga. Materialnya menggunakan kayu berkaki empat (saka empat) dan enam (saka enam). 

Geleng merupakan bangunan yang digunakan sebagai lumbung pangan di desa dengan menggunakan empat tiang kayu utama sebagai penyangga. Kemudian terdapat Bale Mengina yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat tradisional Bayan. Nilai-nilai lokal ini yang masih dijunjung tinggi masyarakat Desa Adat Bayan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.