Sukses

Mengejutkan, Ini Hasil Eksperimen Setelah Pakai Pengering Tangan di Toilet

Seorang pria membuat sebuah eksperimen, dan inilah hasil dari bakteri dan jamur setelah pakai hand dryer yang ada di toilet.

Liputan6.com, Jakarta Biasanya, orang akan mencuci tangan setelah keluar dari toilet. Hal ini karena toilet merupakan salah satu tempat yang paling banyak mengandung kuman, serta dapat menyebabkan penyakit. Ada banyak lokasi di dalam toilet yang menjadi tempat berkembang biaknya kuman.

Di antaranya, pelapis dudukan toilet, penarik pompa, kepala kran, gagang pintu, wastafel dan lain sebagainya. Setelah mencuci tangan, kebanyakan orang cenderung menggunakan pengering tangan. Namun, bagaimana status udara panas yang dikeluarkan oleh pengering? Apakah udaranya benar-benar bersih dan sehat?

Laman TikTok bernama Phone Soap mencoba melakukan eksperimen pada hand dryer. Pemilik akun itu memang kerap melakukan percobaan terhadap bakteri dan jamur yang terdapat pada peralatan sehari-hari yang sering digunakan.

"Anda tidak akan menggunakan pengering tangan setelah menonton ini," tulisnya pada keterangan unggahan.

Dalam percobaan ini, akun tersebut melakukan eksperimen terhadap dua jenis pengering tangan secara acak. Bagaimana hasilnya? Berikut ini Liputan6.com telah melansir dari Siakap Keli, eksperimen bakteri dan jamur usai pakai pengering tangan, Senin (5/12/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menghasilkan lebih banyak koloni bakteri

Pemilik akun TikTok @PhoneSoap melakukan eksperimen terhadap dua jenis pengering tangan secara acak. Hasilnya, ditemukan bahwa pengering tangan pertama menghasilkan lebih banyak koloni bakteri pada jeli kultur daripada pengering tangan kedua.

Karena penemuan yang cukup mengejutkan ini, Phone Soap kembali melakukan percobaan dengan mengubah variabel seperti pengujian tingkat kebersihan alat pengering tangan di beberapa lokasi berbeda.

Untuk cawan petri pertama, Phone Soap tidak menggunakan pengering tangan pada jeli kulturnya. Sebaliknya, mereka hanya mengocok cawan petri untuk meniru tindakan manusia yang hanya mengibaskan tangan setelah mencuci tangan.

Selanjutnya, cawan petri kedua, ketiga, keempat dan keempat diaplikasikan pada pengering tangan di lokasi yang berbeda seperti lokasi awal percobaan, SPBU, bioskop dan supermarket. Kemudian, semua cawan petri yang berisi jeli kultur akan ditempatkan dalam mesin inkubator selama tiga hari.

3 dari 3 halaman

Setelah tiga hari, hasilnya mengejutkan

Tiga hari kemudian, barulah perubahan jeli kultur dapat dilihat dengan mata telanjang. Cawan petri permeabel menunjukkan hasil yang mengejutkan ketika terdapat bakteri yang signifikan pada gel kultur.

Sedangkan untuk cawan petri kedua menunjukkan hasil yang sama dengan cawan sebelumnya yaitu pertumbuhan yang signifikan hingga memenuhi seluruh agar-agar kultur. Sedangkan permukaan agar kultur pada cawan petri ketiga, keempat dan kelima berbeda-beda sesuai dengan letak pengering tangan.

Permukaan jeli kultur yang diaplikasikan pada pengering tangan di SPBU menghasilkan koloni kuman yang kira-kira sama dengan yang ada di cawan petri kedua. Sementara itu, pengering tangan di bioskop menghasilkan koloni kuman yang lebih kecil daripada cawan petri sebelumnya dan pengering tangan di supermarket menghasilkan koloni kuman terkecil, hanya beberapa bercak.

Walaupun hasil cawan petri di supermarket menunjukkan pertumbuhan kuman yang kurang signifikan, namun tetap tidak bisa menandingi hasil cawan petri pertama yang hanya dengan mengibaskan tangan saja.

Di akhir video, Phone Soap mengimbau masyarakat untuk lebih baik mengibaskan tangan saja, daripada harus menggunakan pengering tangan setelah mencuci kedua tangan di toilet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.