Sukses

Profil PT Angkasa Pura, Perusahaan Pemerintah yang Mengelola Bandar Udara di Indonesia

PT Angkasa Pura terbagi menjadi dua, yaitu PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura terbagi menjadi dua, yaitu PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Perbedaan kedua perusahaan ini yaitu terletak pada wilayah pengelolaannya, di mana PT Angkasa Pura I mengelola bandara di wilayah timur Indonesia, sedangkan PT Angkasa Pura II mengelola bandara di wilayah barat Indonesia.

PT Angkasa Pura adalah perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan bandar udara di Indonesia. PT Angkasa Pura mengurus seluruh pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara.

PT Angkasa Pura selain terbagi dua, juga memiliki beberapa anak perusahaan. Anak perusahaan dari PT Angkasa Pura I di antaranya adalah Angkasa Pura Hotels, Angkasa Pura Logistics, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Supports, hingga Angkasa Pura Retail.

Berikut Liputan6.com rangkum dari laman resmi Angkasa Pura Airports dan Angkasa Pura II, Selasa (6/12/2022) tentang PT Angkasa Pura.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sejarah PT Angkasa Pura I

Sejarah PT Angkasa Pura I berawal dari mimpi presiden Soekarno yang ingin bandara di Indonesia dapat setara dengan bandara di negara maju. PT Angkasa Pura I didirikan pada tanggal 20 Februari 1962 dan diresmikan dengan nama Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. PN Angkasa Pura Kemayoran ini memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengelola Bandar Udara Kemayoran di Jakarta, bandar udara internasional pertama di Indonesia. Setelah dua tahun penuh mengelola Bandar Udara Jakarta Kemayoran, Pengadilan Negeri Angkasa Pura Kemayoran mengambil alih seluruh aset dan operasional Bandar Udara Jakarta Kemayoran dari Kementerian Perhubungan pada 20 Februari 1964.

Pada tanggal 17 Mei 1965, nama PN Angkasa Pura Kemayoran kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura. PN Angkasa Pura semakin memperluas kegiatan operasionalnya dengan mengelola bandara secara bertahap di kota-kota besar Indonesia seperti Denpasar, Medan, Surabaya, Balikpapan dan Ujung Pandang.

Pada tahun 1974, PN Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Bandar Udara Internasional Kemayoran berhenti beroperasi di tahun 1985. Bandara Internasional Soekarno Hatta yang saat itu masih bernama Bandara Cengkareng (CGK) kemudian menggantikan peran Bandara Kemayoran Jakarta sebagai gerbang masuk penerbangan internasional ke Indonesia. Sejalan dengan itu, Perum Angkasa Pura II dibentuk untuk mengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta maupun Bandara Kemayoran. Setahun kemudian, nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perum Angkasa Pura I.

Pada tahun 1992-1993, Perum Angkasa Pura I berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan kepemilikan saham sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia. Perubahan nama menjadi PT Angkasa Pura I (Persero) disetujui pada tanggal 24 April 1993. Sementara itu, pada tanggal 13 Januari 2022 perusahaan kembali mengalami perubahan nama menjadi PT Angkasa Pura I.

3 dari 5 halaman

Sejarah PT Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.

Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng pada tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 nama perusahaan ini berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.

4 dari 5 halaman

Bandara yang Dikelola oleh PT Angkasa Pura I

Saat ini, PT Angkasa Pura Airports mengelola 15 bandara di Indonesia, yaitu:

1. Bandara I Gusti Ngurah Rai – Denpasar

2. Bandara Juanda – Surabaya

3. Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar

4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan

5. Bandara Frans Kaisiepo – Biak

6. Bandara Sam Ratulangi – Manado

7. Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin

8. Bandara Jenderal Ahmad Yani – Semarang

9. Bandara Adisutjipto – Yogyakarta

10. Bandara Adi Soemarmo – Surakarta

11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah

12. Bandara Pattimura – Ambon

13. Bandara El Tari – Kupang

14. Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo

15. Bandara Sentani – Jayapura

Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Support, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.

5 dari 5 halaman

Bandara yang Dikelola oleh PT Angkasa Pura II

Angkasa Pura II telah mengelola 20 Bandara, antara lain yaitu:

1. Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta),

2. Halim Perdanakusuma (Jakarta),

3. Kualanamu (Medan),

4. Supadio (Pontianak),

5. Minangkabau (Padang),

6. Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang),

7. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru),

8. Husein Sastranegara (Bandung),

9. Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh),

10. Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang),

11. Sultan Thaha (Jambi),

12. Depati Amir (Pangkal Pinang), 

13. Silangit (Tapanuli Utara),

14.Kertajati (Majalengka),

15. Banyuwangi (Banyuwangi),

16. Tjilik Riwut (Palangkaraya),

17.Radin Inten II (Lampung),

18. H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan),

19. Fatmawati Soekarno (Bengkulu),

20. Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.