Sukses

7 Bahaya Latto-Latto yang Harus Diwaspadai, Menyebabkan Kebutaan

Bahaya latto-latto adalah menyebabkan lebam, buta, mimisan, menjerat, dan masih banyak lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak bahaya latto-latto yang harus diwaspadai. Latto-latto atau lato-lato adalah jenis mainan tradisional yang berasal dari Amerika Serikat. Latto-latto disebut pula sebagai clackers, click-clacks, knockers, dan masih banyak lagi.

Latto-latto merupakan mainan berupa dua bola plastik yang digantung dengan tali mirip dengan Boleadoras atau Bolas. Mainan ini awalnya terbuat dari kaca. Namun, seiring waktu, latto-latto sekarang mayoritas terbuat dari plastik. Kaca diganti plastik dengan maksud agar latto-latto tidak mudah pecah.

Akan tetapi, sebuah fakta mengungkap justru latto-latto berbahan plastik cenderung lebih mudah meledak atau pecah daripada kaca ketika dibenturkan terlalu lama. Di sinilah kemudian bahaya latto-latto mengintai. Latto-latto yang pecah, serpihannya berisiko masuk ke dalam mata hingga menyebabkan kebutaan.

Selain itu, bahaya latto-latto yang dimainkan di luar kendali bisa menghantam pemainnya sendiri. Ini nantinya berisiko membuat lebam di daerah sekitar wajah, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Apa lagi bahaya latto-latto yang harus diwaspadai?

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tujuh bahaya latto-latto yang dimaksudkan, Selasa (10/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bahaya Latto-Latto yang Harus Diwaspadai

Menyebabkan Cedera

Bermain latto-latto, saat ini memang terdengar hal yang lumrah dilakukan. Meski begitu, bahaya latto-latto sebenarnya bisa sampai menyebabkan cedera. Banyak yang mengatakan bahwa latto-latto erat kaitannya dengan kisah tragis.

Dalam buku berjudul How to Become a Federal Criminal (2019) oleh Mike Chase, penjualan latto-latto dilarang di sejumlah wilayah Negeri Paman Sam. Ini menjadi tidak lanjut dari adanya sejumlah kisah tragis yang dimaksudkan tersebut.

Menyebabkan Lebam dan Mimisan

Mainan latto-latto tidak hanya terlihat seperti senjata, tetapi bisa berfungsi sebagai senjata. Edgar Snyder & Associates menjelaskan ketika bola latto-latto dipukul secara bersamaan, anak-anak bisa memukul berbalik memukul wajah mereka sendiri atau orang lain.

Ini nantinya yang akan memunculkan bahaya latto-latto, bisa menyebabkan mata lebam, mimisan, dan banyak cedera lainnya. Bola latto-latto pun berisiko retak jika saling memukul terlalu keras dan akan menciptakan bahaya yang lebih besar.

Menyebabkan Kebutaan

Bahaya latto-latto adalah berisiko menyebabkan kebutaan. Ini karena latto-latto bisa pecah saat dibenturkan terlalu keras atau ketika latto-latto tidak dibuat dengan bahan plastik yang kuat. Pecahan karena benturan keras inilah yang nantinya bisa masuk ke mata dan menyebabkan kebutaan.

Bahan latto-latto awalnya terbuat dari kaca yang mudah pecah, kemudian diganti dengan plastik dengan maksud agar tidak mudah pecah. Akan tetapi, melansir dari Groovy History justru latto-latto berbahan plastik cenderung lebih mudah meledak daripada kaca.

Quartz mengungkap pada tahun 1971, Food Drug Administration AS (FDA) membuat aturan pembuatan latto-latto yang menyulitkan bagi produsen. Ini yang pada akhirnya membuat produksi latto-latto tidak bisa dilanjutkan di Amerika dan ditarik dari peredaran.

Melilit Kaki atau Bagian Lainnya

Latto-latto ini berupa dua bola plastik yang digantung dengan tali mirip dengan Boleadoras atau Bolas. Britannica menjelaskan bahaya latto-latto bisa melilit kaki, leher, dan anggota tubuh lainnya. Digambarkan, ini sama seperti senjata berburu yang digunakan oleh para gaucho Amerika Selatan. Pada saat itu, senjata ini difungsikan dengan cara dilemparkan pada kaki binatang untuk melilit dan melumpuhkannya. 

Menyebabkan Luka Sayatan

Tidak hanya akan melilit, tali latto-latto yang sudah berhasil melilit bagian tubuh tertentu pun akan berisiko menciptakan luka sayatan di kulit.

Menyebabkan Pencemaran Suara

Bermain latto-latto berdampak pada lingkungan. Bahaya latto-latto adalah berisiko menyebabkan pencemaran suara. Ini berupa bunyi konstan "tek tek tek" dari dua bola clackers yang dibenturkan.

Groovy History menjelaskan latto-latto atau clackers ball muncul di Amerika Serikat pada 1968. Sejarah mencatat sejak kemunculannya, anak-anak membuat lingkungan menjadi lebih bising dengan suara khas latto-latto yang dimaksudkan "tek tek tek."

 

3 dari 3 halaman

Fenomena Latto-Latto di Seluruh Dunia

Latto-latto adalah mainan anak yang sudah ada sejak tahun 1960-an. Quartz menjelaskan latto-latto awalnya diberi nama Clackers Balls Toys. Mainan latto-latto awalnya berasal dari Amerika Serikat yang terinspirasi oleh Eskimo yo yo yang merupakan mainan tradisional budaya asli Alaska.

Di awal kemunculannya, latto-latto terus populer hingga tahun 1970-an. Saking populernya, mainan latto-latto pun terus menyebar ke berbagai provinsi kecil di Italia Utara, Calcinatello. Ini termasuk terus menyebar ke berbagai negara di dunia dan sampai di Indonesia.

Latto-latto di Indonesia, mulanya dikenal dengan nama katto-katto. Ini dikenal sebagai sebuah permainan tradisional anak-anak di Makassar, Sulawesi Selatan. Permainan ini dikenal sejak tahun 1970-an sampai era tahun 2003. Pasca tahun 2003, permainan ini menghilang dari ragam permainan anak-anak dan muncul kembali pada akhir tahun 2022.

Liputan6.com lansir dari berbagi sumber, di Brazil permainan latto-latto memiliki nama bate-bate atau teco-teco. Permainan latto-latto pun sudah dimainkan oleh anak-anak Brasil pada era 1960-an sampai 1990-an. Kemudian, digemari lagi pada tahun 2012. Latto-latto saat itu mudah ditemukan di banyak toko.

Saking digemarinya, New York Times menerbitkan catatan pada Agustus 1971 yang menunjukkan adanya kejuaraan dunia clackers atau kejuaraan latto-latto. Di sana diungkap, permainan ini dianggap sebagai salah satu cabang olahraga karena dalam memainkannya membutuhkan ketangkasan dan keterampilan khusus.

Pada Agustus 1971, Italia menyelenggarakan kejuaraan dunia latto-latto pertama yang diadakan di Desa Calcinatello, dekat kota industri utara Brescia. Perlombaan diselenggarakan oleh mantan petinju dan pastor paroki, menarik penggemar latto-latto dari seluruh negeri Italia.

Mengejutkannya lagi, lomba latto-latto ini pun sudah diikuti peserta dari Belanda, Prancis, Belgia, Kanada, Swiss, dan Inggris. Setelah kompetisi yang menegangkan dan memekakkan telinga, Gualtiero Panegalli, seorang restorer furnitur berusia 19 tahun asal Italia, menjadi juara latto-latto dunia pertama. Tidak ada piala atau medali untuk para pemenang, tetapi hadiahnya termasuk claret lokal, salami, domba hidup, ayam, keju, dan sekeranjang buah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.