Sukses

Penjelasan Ilmiah Kecanduan Belanja Online Bisa Rusak Kinerja Otak

PloS One mengungkapkan belanja online mengancam kesehatan otak seseorang

Liputan6.com, Jakarta Belanja adalah kebutuhan setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tak heran jika setiap awal bulan banyak tempat belajar yang penuh. Di era modern seperti sekarang ini, teknologi sudah menawarkan berbagai macam kemudahan khususnya berbelanja. 

Sekarang ini orang-orang bisa berbelanja apa saja tanpa harus pergi ke toko. Hal ini biasa disebut dengan belanja online. Belanja online juga dinilai lebih mudah dan praktis. Tak heran jika banyak orang lebih memilih belanja online.

Sama seperti belanja pada umumnya, belanja online pun juga bisa membuat orang kecanduan. Bahkan ada beberapa orang yang tidak bisa menghentikan diri mereka sendiri dari kebiasaan belanja online. Tak sedikit juga orang yang kecanduan berbalanja hingga lupa diri.

Tak banyak yang tahu ternyata kecanduan belanja online bisa mempengaruhi kinerja otak seseorang. Sebuah penelitian yang diterbitkan PloS One mengungkapkan bahwa belanja online mengancam kesehatan otak seperti mengurangi fokus dan kesigapan seseorang, dilansir dari Pyschology Today, Minggu (17/11/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belanja Online Mempengaruhi Kinerja Otak

Penelitian tersebut menunjukkan pengaruh belanja online terkait dengan lebih banyak gangguan, waktu reaksi yang lebih lambat, dan konsentrasi yang lebih buruk. Pertama, para peneliti mengukur dan membandingkan waktu reaksi orang sebelum dan sesudah tiga kegiatan berbeda seperti belanja online, membaca majalah, dan beristirahat.

Satu-satunya kelompok yang waktu reaksinya melambat adalah kelompok belanja online. Kedua, para peneliti memeriksa aktivitas di otak menggunakan electroencephalogram (EEG) dan event-related potensial (ERPs), cara ini digunakan untuk mendeteksi gelombang otak dan aktivitas saraf selama pemrosesan informasi.

Peneliti menemukan lagi bahwa belanja online menyebabkan sinyal otak terkait dengan kurang konsentrasi dan fokus dibandingkan dengan orang yang membaca majalah atau beristirahat. Peneliti juga menambah studi yang menunjukkan bahwa menggunakan Internet dapat mengakibatkan pemrosesan informasi di otak menjadi lambat dan kurang efisien.

3 dari 3 halaman

Termasuk Gangguan Mental

Kecanduan belanja juga dapat disebut sebagai compulsive buying disorder (CBD) atau gangguan belanja kompulsif yang dapat diartikan sebagai hasrat tidak tertahankan untuk membeli barang secara berlebihan, yang dapat mendatangkan pengaruh negatif dalam keluarga dan keuangan.

Kecanduan ini sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan berbagai emosi negatif. Selain itu, kecanduan belanja juga dapat menyebabkan beragam masalah, termasuk dalam hubungan rumah tangga serta kondisi finansial.

Para peneliti menjelaskan CBD bisa membuat keinginan untuk membeli barang-barang dan puas saat menghabiskan uang. Tapi, ini juga bisa membuat gangguan dalam pengendalian diri, tekanan ekstrem, masalah kejiwaan lainnya, kesulitan hubungan, serta kekacauan fisik dan utang.

Jadi jangan biarkan kebiasaan belanja yang seharusnya menyenangkan, menjadi kecanduan belanja yang berisiko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.