Sukses

Kisah Petugas Pengubur Jenazah Pasien Covid-19, Akui Berat dan Ikut Menangis

Petugas sampai meneteskan air mata karena melihat situasi keluarga yang tidak bisa melihat jenazah.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi global Corona Covid-19 telah merebak di berbagai negara di dunia. Tidak hanya berdampak negatif terdapat berbagai sektor kehidupan masyarakat, virus ini juga telah merenggut begitu banyak korban jiwa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi wabah tersebut, namun hingga kini penyebarannya belum bisa dihentikan sepenuhnya.

Meski sudah banyak yang berhasil disembuhkan, namun korban jiwa masih tak dapat dihindarkan. Akibatnya para petugas pengubur jenazah juga harus berjuang untuk membantu pemakaman para korban jiwa. Tak jarang pula para petugas tersebut merasa berat dan ikut bersedih melihat kejadian memilukan yang dialami para korban beserta keluarganya.

Seperti yang dialami oleh petugas pengubur jenazah korban Corona Covid-19 di Malaysia ini. Sosok yang akrab disebut dengan Abam Botak ini sebelumnya cukup terkenal karena aksinya menyediakan layanan mobil jenazah gratis di kawasan Negeri Sabah. Kali ini, pemilik nama Yunizam Yusop itu sekali lagi mendapat pujian dari warganet saat terlibat dalam pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Selain itu, ia juga turut membagikan foto-foto dan video saat para petugas hendak mengubur jenazah para korban Corona Covid-19. Tak pelak unggahannya tersebut mengundang simpati dan rasa prihatin para pengguna Facebook. Ia sendiri sudah mulai aktif dalam penanganan Corona Covid-19 sejak Maret lalu.

"Saat awal Perintah Kawalan Pergerakan dimulai Maret lalu, kami sudah terlibat dalam menangani suspek Covid-19. Karena sudah tahu prosedur operasi standar kami sekarang juga menangani jenazah pasien covid-19," kata Yunizam seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Sabtu (24/10/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ikut Menangis Saat Melihat Keluarga Jenazah Pasien Covid-19

Yunizam mengatakan, setiap ia dan pasukannya yang berjumlah delapan orang hendak menguburkan jenazah, mereka selalu dipantau oleh petugas terkait. Menurut pria berusia 32 tahun tersebut, pengalaman mengurus jenazah pasien Corona Covid-19 memiliki tantangan tersendiri yang cukup berat.

Bahkan Yunizam menganggapnya sebagai sebuah pengalaman baru yang cukup menyedihkan. Tak jarang Yunizam dan timnya sampai turun meneteskan air mata karena melihat situasi korban dan keluarganya yang tak dapat melihat orang terkasihnya dimakamkan.

"Tantangannya lebih berat dibandingkan dengan jenazah biasa yang biasa kami urus sebelum ini. Selain menjaga keselamatan, kami tak boleh salah walau sedikit pun. Salah langkah sedikit, kita yang kena akibatnya," kata Yunizam.

Yunizam mengaku, awalnya ia dan timnya merasa takut, namun lambat laun ia mulai terbiasa. Para petugas itu menyadari bahwa itu adalah sebuah tugas yang harus dijalankan.

"Awal-awalnya memang takut. Tapi lama kelamaan sudah semakin terbiasa. Jika bukan kami yang melakukan siap lagi yang mau membantu?," tutur Yunizam.

3 dari 3 halaman

Ikut Prihatin karena Keluarga Jenazah Covid-19 Tidak Bisa Mengantarkan Jenazah

Pria itu menceritakan bahwa ada pihak keluarga yang meminta dirinya untuk mengambil foto dan merekam video saat korban dimakamkan. Hal itu mungkin sebagai kenangan terakhir bagi keluarga korban Corona Covid-19.

"Karena keluarga tak boleh ikut serta. Mengiringi jenazah pun tidak boleh. Ada pula pihak keluarga yang meminta kami merekam video dan mengambil gambar," lanjutnya.

Melihat kondisi tersebut, Yunizam dan timnya merasa sedih bahkan hingga meneteskan air mata. Ia prihatin karena keluarga korban Corona Covid-19 tidak bisa mengantarkan jenazah orang tercintanya menuju peristirahatan terakhir.

Hingga kini, Yunizam dan timnya telah menguburkan sebanyak 15 jenazah pasien Corona Covid-19. Ia mengaku khawatir dengan perkembangan wabah tersebut di negaranya. Ia berharap masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dan menjaga diri agar tidak ikut tertular. Yunizam juga terbuka, jika ada pihak yang mau membantu usaha ia dan timnya untuk melanjutkan perjuangan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.