Sukses

Rasul Artinya Utusan yang Wajib Menyampaikan Wahyu, Ini Penjelasan Lengkapnya

Rasul artinya manusia terpilih yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya.

Liputan6.com, Jakarta Istilah Rasul wajib diketahui artinyaoleh umat muslim. Dalam Islam, Rasul artinya seorang nabi yang wajib menyampaikan wahyu yang dia terima, berbeda dengan nabi biasa yang tidak dibebankan kewajiban tersebut.

Ada banyak orang muslim yang masih salah mengartikan antara nabi dan rasul. Rasul artinya manusia terpilih yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya. Hal inilai yang membedakan rasul dengan manusia pada umumnya.

Rasul memiliki tugas yang sangat mulia, karena mereka membawa kebenaran yang sifatnya kekal dan tidak dapat disangkal. Orang yang tidak percaya dengan kehadiran rasul, berarti ia juga tidak percaya dengan kuasa Allah SWT. Lebih jauh lagi, ia bukan termasuk orang yang beriman karena tidak mengindahkan perintah Allah SWT.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai arti rasul beserta tugas dan perbedaannya dengan nabi yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (13/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Arti Rasul

Rasul artinya manusia terpilih yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk mengimani para rasul-Nya dengan cara menerima ajaran yang dibawa oleh mereka.

Secara etimologi, rasul artinya utusan, duta, atau sering disebut al mursalun (orang-orang yang dikirim) dalam Al-Qur’an. Rasul artinya utusan Allah SWT yang mengajarkan agama atau wahyu baru pada masyarakat umum.

Iman kepada rasul artinya meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah SWT yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam surah Al-Qur’an berikut ini:

Yaaa ayyuhal ladziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136).

3 dari 4 halaman

Tugas Rasul-Rasul Allah

Para rasul dipilih oleh Allah SWT dengan mengemban tugas yang tidak ringan, di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai berikut dilansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag):

1. Mengajak Umat Manusia Menyembah Allah SWT

Tugas rasul yang pertama adalah mengajak umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Tugas ini dapat diketahui melalui salah satu ayat,

“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan). ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang-orang yang tetap dalam kesesatan.” (Q.S. An-Nahl: 36).

2. Menegakkan Kalimat Tauhid

Rasul membimbing kaumnya untuk meyakini dan mengesakan (menauhidkan) Allah SWT. Cara menauhidkan Allah SWT meliputi tiga aspek, yaitu tauhid zat, sifat dan af’al (perbuatan). Tauhid zat adalah meyakini bahwa zat Allah SWT. tidak tersusun atas bagian-bagian, baik internal maupun eksternal, dan tidak ada yang menyamai atau menyerupai zat-Nya.

Tauhid sifat adalah menyakini bahwa Allah SWT memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Sifat-sifat Allah SWT tidak sama dan tidak serupa (tasybih) dengan sifat makhluk, sifat-sifat Allah SWT juga tidak baru (muhdas). Sementara, tauhid af’al (perbuatan) adalah meyakini bahwa Allah SWT adalah zat yang menciptakan semesta alam dan seluruh perbuatan hamba-Nya.

3. Membawa Rahmat kepada Alam

Tugas para rasul lainnya adalah membawa rahmat pada semesta alam. Hal ini sesuai dengan firman allah yang sebagai berikut:

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’ ayat 107).

4. Memberikan Peringatan kepada Umat Manusia

Memberikan peringatan kepada manusia adalah tugas yang dipikul oleh para rasul. Adapun yang diperingatkan oleh rasul berupa adanya hari kiamat dan kehidupan setelah mati. Dengan adanya peringatan tersebut, diharapkan umat manusia dapat menyiapkan bekal dan berbuat yang lebih baik lagi sebagai manusia.

5. Mengajak Umat Manusia pada Kebenaran di Jalan Allah SWT

Membawa jalan kebenaran juga termasuk tugas yang diemban oleh para rasul. Mereka menyerukan agama samawi dan membimbing umat manusia agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan.

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”.  (QS. Fatir ayat 24).

6. Memberikan Keteladanan

Manusia akan sulit untuk mematuhi perintah jika orang yang menyampaikan perintah tidak menjalankan apa yang dia ajarkan. Oleh karena itu, setiap rasul memiliki sikap yang baik dan terpuji. Hal ini bertujuan agar para kaumnya menjadikannya sebagai contoh untuk menyempurnakan akhlak.

4 dari 4 halaman

Perbedaan Nabi dan Rasul

Berikut beberapa perbedaan Nabi dan Rasul yang bisa dipahami:

1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umat-Nya.

2. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).

3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Jumlah Nabi sangat banyak yaitu kurang lebih 124.000 sedangkan jumlah Rasul adalah 312.

4. Semua Nabi tidak berarti Rasul, namun Rasul sudah pasti Nabi.

5. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat.

6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang diutus Allah SWT diselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.