Sukses

5 Jenis Tes Buta Warna yang Sering Digunakan, Ketahui Tekniknya

Buta warna seringkali tidak disadari sebelum tes dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta Tes buta warna merupakan jenis tes yang banyak dilakukan untuk keperluan tertentu. Jenis tes buta warna biasanya mengukur kemampuan seseorang untuk membedakan warna. Jika tidak lulus tes ini, seseorang mungkin memiliki penglihatan warna yang buruk, atau dokter bisa mendiagnosis adanya buta warna. 

Buta warna seringkali tidak disadari sebelum tes dilakukan. Maka dari itu, penting melakukan tes buta warna. Tes buta warna terutama diperlukan jika kamu memasukin profesi yang memerlukan pengenalan warna seperti pelaut, polisi, hingga seorang desain grafis.

Ada beberapa tes buta warna yang sering digunakan dokter. Jenis tes buta warna yang paling sering digunakan adalah tes Ishihara di mana seseorang harus mengidentifikasikan angka atau jalur dalam sebuah gambar berwarna.

Berikut 5 tes buta warna yang sering digunakan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(31/5/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Tes Warna Ishihara

Tes buta warna Ishihara adalah tes buta warna yang paling terkenal. Tes ini paling sering digunakan untuk mengetahui kondisi buta warna. Ishihara adalah tes defisiensi penglihatan warna yang paling banyak digunakan dan masih digunakan oleh sebagian besa dokter mata di seluruh dunia.

Tes buta warna ini dikenalkan oleh Dr Shinobu Ishihara pada silam. Tes ini terdiri dari sejumlah pelat Ishihara, yang masing-masing menggambarkan lingkaran padat dari titik-titik berwarna yang muncul secara acak dalam warna dan ukuran.

Di dalam pola terdapat titik-titik yang membentuk angka atau bentuk yang terlihat jelas oleh mereka yang memiliki penglihatan warna normal, dan tidak terlihat, atau sulit dilihat, bagi mereka yang memiliki cacat penglihatan warna merah-hijau. Pelat lain sengaja dirancang untuk mengungkapkan angka hanya untuk mereka yang memiliki kekurangan penglihatan warna merah-hijau, dan tidak terlihat oleh mereka yang memiliki penglihatan warna merah-hijau yang normal.

Tes penuh terdiri dari 38 pelat. Ada juga tes Ishihara yang terdiri dari 10, 14 atau 24 pelat uji, dan pelat di beberapa versi meminta pemirsa untuk melacak garis daripada membaca angka.

3 dari 6 halaman

Tes Warna Cambridge

Cambridge Color Test menyediakan cara cepat untuk menyaring subjek untuk defisiensi penglihatan warna; tetapi juga dapat digunakan untuk memeriksa lebih detail perubahan dalam diskriminasi warna. Tes ini menggabungkan prinsip-prinsip lama dan teknologi modern.

Tes ini sangat mirip dengan tes Ishihara, tetapi alih-alih kartu, penglihatan warna dinilai menggunakan layar komputer. Huruf “C” akan berbeda warna dari latar belakang layar dan akan muncul secara acak. Kamu harus menekan tombol yang sesuai ketika dapat melihat huruf itu.

4 dari 6 halaman

Tes Anomaloskop

Anomaloscope atau anomaloscope Nagel adalah alat yang digunakan untuk menguji buta warna dan anomali warna. Ini digunakan untuk mengukur anomali kuantitatif dan kualitatif dalam persepsi warna.

Tes anomaloskop memeriksa apakah seseorang dapat mencocokkan warna yang berbeda. Melihat melalui lensa mata, kamu akan melihat lingkaran yang terdiri dari lampu kuning, merah, dan hijau. kamu harus menyesuaikan warna lingkaran agar cocok. Jika kesulitan melihat warna merah dan hijau, kamu tidak akan bisa menyesuaikan warna dengan benar.

Ketika dilengkapi dengan informasi dari tes penglihatan warna lainnya, hasil yang diberikan oleh instrumen ini memungkinkan klasifikasi yang akurat dari semua kekurangan warna.

5 dari 6 halaman

Tes 100 Hue Farnsworth-Munsell

Farnsworth Munsell 100 hue test (juga disebut tes pengaturan) adalah salah satu tes penglihatan warna yang paling terkenal. Sistem ini dikembangkan oleh Dean Farnsworth pada tahun 1940-an dan menguji kemampuan untuk mengisolasi dan mengatur perbedaan kecil dalam berbagai target warna dengan nilai konstan dan kroma yang mencakup semua warna visual yang dijelaskan oleh sistem warna Munsell.

Ada beberapa variasi tes, satu menampilkan 100 warna dan satu menampilkan 15 warna. Farnsworth-Munsell menggunakan blok warna yang berbeda atau pasak untuk mengidentifikasi kekurangan penglihatan warna. Seseorang harus mengatur balok dalam urutan pelangi, (yaitu dari paling terang ke paling gelap atau merah ke ungu). Tes ini sering digunakan untuk orang yang bekerja di sektor yang membutuhkan penglihatan warna yang sangat akurat, seperti desainer grafis.

6 dari 6 halaman

Tes Farnsworth lantern

Tes Farnsworth lantern digunakan oleh Militer AS untuk melihat apakah rekrutan memiliki bentuk buta warna ringan atau berat. Tes Lentera Farnsworth, atau FALANT, adalah salah satu tes penglihatan warna terbaik yang awalnya dikembangkan untuk menyaring pelaut untuk tugas-tugas yang membutuhkan penglihatan warna, seperti mengenali lampu sinyal di malam hari. Tes ini menyaring defisiensi merah-hijau, tetapi bukan defisiensi warna biru yang jauh lebih jarang.

Tes Farnsworth lantern menunjukkan sepasang lampu berorientasi vertikal yang terdiri dari kombinasi merah, hijau, atau kuning-putih. Pengguna diminta untuk mengidentifikasi dua warna (beberapa di antaranya identik). Ada Sembilan pasangan warna yang diberikan selama pengujian, dan Ini dimulai dengan kombinasi warna merah/hijau untuk memungkinkan pengguna melihat dua pasangan warna ini sebelum melihat cahaya putih, yang mengurangi kesalahan pengujian.

Tes menunjukkan warna hanya dalam dua detik, karena orang yang kekurangan warna terkadang dapat mengidentifikasi warna dengan benar dengan eksposur yang lama. Warna kuning-putih, atau salah satu dari pasangan identik warna kuning dan putih membuat filter abu-abu netral 50% untuk mengurangi isyarat pencahayaan pada pasien yang kekurangan warna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.