Sukses

Penyebab Disentri yang Jarang Disadari, Hati-Hati dengan Makanan

Ketahui penyebab disentri, penanganan, dan cara pencegahannya.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab disentri secara umum adalah infeksi bakter yang terjadi di usus. Orang yang sudah terinfeksi biasanya akan mengalami sejumlah gejala, salah satunya adalah diare.

Penyebab disentri ini akan membuat seseorang mengalami diare yang tidak biasa. Sebab, berbeda pada diare biasa, feses pada penderita disentri biasanya mengandung darah atau lendir.

Bakteri yang menjadi penyebab disentri sangat mudah menular. Jika Anda mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan dan cuci tangan.  Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga kebersihan diri dan kebersihan makanan. Sebab, bakteri penyebab disentri bisa menyebar melalui hal-hal tersebut.

Bahkan jika Anda sudah terinfeksi dan mengalami gejala disentri, disarankan untuk tidak melakukan kontak dengan orang lain agar tidak menularkan bakteri penyebab disentri. Berikut penjelasan tentang penyebab disentri, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber,  Jumat (29/7/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jenis Disentri dan Penanganannya

Berdasarkan penyebab disentri, penyakit ini dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah disentri basiler atau shigellosis, dan yang kedua adalah disentri amoeba atau amoebiasis. Disentri basiler atau shigellosis merupakan jenis penyakit disentri yang penyebab disentri adalah bakteri shigella.

Disentri amoeba atau amoebiasis merupakan jenis yang penyebab disentri adalah infeksi amuba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica. Amuba jenis tersebut banyak ditemukan di daerah tropis.

Dilansir Liputan6.com dari NHS, Jumat (29/7/2022), disentri biasanya sembuh dengan sendirinya setelah 3 hingga 7 hari. Namun, penting untuk minum banyak cairan dan menggunakan larutan rehidrasi oral jika perlu untuk menghindari dehidrasi.

Obat pereda nyeri, seperti parasetamol, dapat membantu meredakan nyeri dan demam. Hindari obat anti diare, seperti loperamide, karena dapat memperburuk keadaan.

Meski diare sudah berhenti, penderita disentri diharapkan untuk tetap tinggal di rumah setidaknya sampai 48 jam. Hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri penyebab disentri.

3 dari 4 halaman

Cegah Penularan Disentri

Mencuci tangan secara rutin merupakan salah satu langkah paling efektif untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab disentri. Itu hanya satu langkah untuk mencegah penularan bakteri penyebab disentri.

Jika Anda merasa sakit dan memiliki gejala disentri, cegah penularannya dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Cuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun dan air setelah dari toilet.

b. Jauhi pekerjaan atau sekolah sampai Anda benar-benar bebas dari gejala apapun selama setidaknya 48 jam.

c. Jangan menyiapkan makanan untuk orang lain sampai Anda bebas dari gejala setidaknya selama 48 jam.

d. Jangan berenang sampai Anda bebas dari gejala setidaknya selama 48 jam.

e. Jika memungkinkan, jauhi orang lain sampai gejala Anda berhenti.

f. Cuci semua pakaian, seprei, dan handuk kotor pada siklus terpanas mesin cuci Anda.

g. Bersihkan dudukan toilet dan mangkuk toilet, pegangan flush, keran dan wastafel dengan deterjen dan air panas setelah digunakan, diikuti dengan desinfektan rumah tangga.

h. Hindari kontak seksual sampai Anda bebas dari gejala setidaknya selama 48 jam.

Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, disentri adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya dalam tiga sampai tujuh hari. Namun penting untuk menemui dokter jika gejalanya semakin parah.

Jika gejala Anda parah atau persisten, dokter umum mungkin akan meresepkan antibiotik jangka pendek. Jika Anda menderita disentri yang sangat parah, Anda mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari.

4 dari 4 halaman

Penyebab Disentri

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab disentri adalah bakteri dan ameba. Disentri basiler diakibatkan oleh bakteri shigella. Sedangkan disentri ameba diakibatkan oleh Enteromoeba histolyca. Namun bisa juga disebbakan oleh bakteri Acherichia coli, Salmonella, Clostridium difficile, dan Campylobacter jejuni.

Penyebab penyakit disentri ameba lebih berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi hati (kantong nanah pada hati), abses otak, intususepsi (usus terselip ke bagian lain dari usus), dan peritonitis (peradangan pada lapisan penutup perut).

Penyebab penyakit disentri ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk. Misalnya saja keterbatasan air bersih atau tempat dengan pembuangan limbah buruk. Penyebaran penyebab penyakit disentri terjadi akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.

Penyakit disentri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan kesehatan lainnya hingga menyebabkan kematian. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi seperti dehidrasi dan abses hati. Oleh karena itu, menghindari berbagai penyebab penyakit disentri ini sangat penting dilakukan.

Disentri basiler dan amuba keduanya sangat menular dan dapat ditularkan jika kotoran (tinja) orang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain. Bakteri penyebab disentri bisa menular jika yang sudah terinfeksi tidak mencuci tangan setelah dari toilet dan kemudian menyentuh makanan atau orang lain.

Bakteri penyebab disentri biasanya lebih mudah menular ke orang yang melakukan kontak dekat, seperti di keluarga dan sekolah. Ada juga kemungkinan terkena infeksi melalui seks oral anal atau anal (rimming).

Di negara berkembang dengan sanitasi yang buruk, kotoran yang terinfeksi dapat mencemari sumber air atau makanan.

Agar tidak tertular bakteri penyebab disentri, penting bagi Anda untuk melakukan langkah-langkah berikut ini:

a. mencuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah menggunakan toilet dan secara teratur sepanjang hari

b. mencuci tangan sebelum memegang, makan atau memasak makanan

c. hindari berbagi handuk

d. mencuci pakaian orang yang terinfeksi dengan air panas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.